Scared

184 55 4
                                    

Sesuai janji, Bumi akhirnya memenuhi keinginan Senja untuk bertemu rusa. Mereka berdua pergi ke Kampung Cai Ranca Upas. Melihat-lihat rusa sembari memberinya makan.

Senja begitu antusias saat melihat hewan-hewan di sana. Pemandangan alam yang sangat hijau, asri, dan sejuk di mata. Pohon-pohon rindang dan udara yang sejuk membuat jiwanya begitu tenang. Juga dia banyak sekali mengambil foto di ponsel sekaligus diam-diam memfoto Bumi.

Bumi yang mengetahui itu langsung merampas ponsel Senja. Awalnya dia takut kalau Bumi marah, tetapi ternyata pacarnya itu punya maksud lain.

"Kalau mau foto, bilang, Sayang."

Bumi merangkul bahu Senja, mengarahkan kamera sampai pas menangkap wajah mereka berdua. Selfie itu menghasilkan foto-foto yang bagus, sebab visual mereka juga mendukung sekali ....

Kentang mundur anda.

"Bumi fotoin gue sama rusanya!"

Sepertinya Bumi memang jago soal fotografi. Terlihat dari hasil-hasil foto yang dia ambil semuanya bagus dan estetik.

Setelah puas bermain dengan rusa, berfoto ria. Bumi mengajak Senja ke tempat yang sudah mereka sewa. Karena gadis itu tidak bisa makan sembarang, mereka membawa bekal dari rumah.

"Kangen banget makan jagung bakar," ungkap Senja saat melihat orang-orang membeli jagung bakar.

Bumi yang mendengar itu merasa getir. Senja pasti sangat ingin makan apa yang dia suka. Akan tetapi, sekarang semuanya terbatas. Dia hanya bisa makan makanan yang dianjurkan oleh dokter.

Sama dengan Bumi merindukan Senja makan dengan lahap. Karena menu makanannya itu-itu saja, tidak bervariasi dan tidak berasa dia jadi bosan. Namun, mau tidak mau tetap harus makan.

"Nanti kalau udah sembuh, saya belikan semua yang kamu mau."

Senja menoleh, memandang Bumi dengan tatapan sulit diartikan. "Kalau kenyataannya gue gak sembuh?"

Bumi tercengang, kaku bagai patung batu beberapa saat. Apa yang dilontarkan Senja adalah ketakutannya selama ini. "Kamu pasti sembuh."

Senja tersenyum, menampakkan deretan gigi rapinya. Matanya turut menyipit bagai bulan sabit. Namun, Bumi tahu itu bukanlah senyum bahagia.

Bumi meletakkan kotak bekal, kemudian menarik Senja ke dalam pelukannya. Di saat itu juga dia menangis, menumpahkan segala ketakutannya menghadapi penyakit yang terus menyiksa.

Sungguh melelahkan menjalani semuanya. Berbagai macam suntikan, obat-obatan, makan makanan yang tidak enak, pantang lelah ... ya Senja sekarang selemah itu.

"Gue gak takut mati. Tapi gue takut menyakiti orang-orang yang gue tinggal mati."


Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang