The Truth Untold

106 38 0
                                    

Chandra menerima segala amukan Mentari tanpa melawan atau menghindar. Sambil mengingat dulu dia melakukan hal yang sama kepada mereka sewaktu dia dilanda stres.

"Bajingan! Hidup gue hancur sial! Pergiiii!!"

Berteriak, meraung-raung disertai tangis, akhirnya Mentari lelah dan perlahan berhenti. Tubuhnya yang sudah lemah itu merosot ke lantai. Sedangkan Chandra masih berdiri di depannya dengan keadaan terluka. Tadi ada vas yang dilempar Mentari dan pecah mengenai kepalanya.

"Apa papa tau gimana tertekannya aku? Apa papa pernah mikirin kita?"

Chandra membisu, tak lama kemudian dia menjawab dengan suara bergetar, "Maafin papa."

"Apa papa pernah jenguk bang Davi di penjara? Jenguk mama di rumah sakit? Peduli sama aku yang suka dicaci maki sana-sini?"

Mentari tak segan menyerang Chandra sekuat itu. Karena dia benar-benar sangat marah, tapi dulu dia tidak bisa apa-apa.

"Mereka bilang keluarga kita gak bener, mereka juga bilang aku pelacur dan—"

"Maafin papa." Hanya kalimat itu yang sanggup keluar dari mulutnya.

Mentari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kemudian menangis sejadi-jadinya untuk yang ke sekian kali. Chandra melangkah lambat mendekati anak perempuannya itu, lalu mengusap bahunya lembut.

"Maafin papa."

Tangis Mentari semakin kencang dibuatnya. Bumi dan yang lain memerhatikan dari depan pintu, mereka merasa lega karena tidak terjadi sesuatu hal yang buruk.

Karena Chandra memang telah merenungi kesalahannya. Setelah melihat kondisi Mentari yang kacau, akhirnya dia menjalani terapi dan kini dia ingin memperbaiki semuanya.

Kali pertama Chandra menangis di depan anaknya. Sebelumnya dia tak pernah menunjukkan itu, hanya amarah dan kekesalan yang dia luapkan pada mereka. Sebuah kesalahan yang sangat fatal.

"Aku gak bisa maafin papa."

"Gak apa-apa," jawab Chandra dengan lirih. "Papa ke sini cuma mau minta maaf ke kamu. Hanya itu."

Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang