Beautiful

147 49 3
                                    

Bumi memarkirkan motornya di halaman rumah. Setelah lelah beberapa hari belakangan dia menginap di rumah sakit, tadi dia dipaksa pulang oleh Mia. Wanita itu pun mengkhawatirkan kesehatan Bumi karena dia selalu abai.

Hatinya yang murung seketika kembali hangat saat melihat presensi pria paruh baya berkacamata di depan teras. Dengan koran yang senantiasa selalu di tangan, ditemani secangkir teh hangat menjadi kebiasaannya bahkan sebelum ibu meninggal.

"Ayah," panggil Bumi. Sosok yang dipanggil menutup korannya dan membenarkan posisi.

Bumi duduk di sebelah ayahnya. Pria itu tahu tentang apa yang dialami anaknya saat ini. Karena meskipun mereka tinggal berjauhan, mereka selalu menyempatkan diri untuk berbagi cerita.

"Gimana keadaan pacar kamu?"

Bumi menundukkan pandangan sambil tersenyum miris. "Belum ada peningkatan yang signifikan. Tapi udah lebih baik dari kemarin-kemarin."

Pria yang kerap disapa Bayu itu mengusap pundak anaknya. "Kamu udah siap dengan kemungkinan terburuknya, kan?"

"Ayah ...."

Bayu mengulas senyum hangat. "Berat, Bum. Ayah juga dulu awalnya bingung harus apa waktu ibu udah gak ada. Setiap kamu cerita tentang Senja, ayah langsung keingat ibumu."

Bumi bergeming. Terus mendengarkan perkataan Bayu yang lama-lama membuat dadanya sesak.

"Gak ada yang salah dengan jatuh cinta. Tapi harusnya kamu takut kalau yang kamu cintai itu terlalu indah."

Bumi mendongak, memandang ayahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Dia akan cepat menghilang?"

Ayahnya mengagukkan kepala. "Yang datang akan pergi, yang ada akan tiada, yang hidup akan mati, yang tumbuh akan gugur. Tapi ayah harap hatimu yang patah nanti akan bersemi kembali."

Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang