Chilly

131 43 9
                                    

Sudah dua hari Mentari tidak pulang dan tidak masuk sekolah. Bumi kelimpungan mencari gadis itu karena cemas jika terjadi sesuatu hal yang buruk tentangnya. Dia pun sudah mencari ke penjuru sekolah, dan menanyai teman-temannya tetapi tak ada satu pun yang tahu.

Mario, anak itu sebagai seseorang yang terakhir kali bertemu dengan Mentari tak mau membuka suara. Dia tidak mengatakan apa pun kepada Bumi. Dan juga, Mentari memang tidak ada lagi di rooftop gudang setelah dia memeriksanya.

Sampai hujan mengguyur kota Bandung sore ini, masih tak ada tanda-tanda soal Mentari. Ditambah Bumi tak memiliki nomor yang bisa dia hubungi.

Seperti mengulang kejadian di masa lalu, di mana Senja sering menghilang karena ternyata dia sakit. Dan sekarang dia menemukan sosok Mentari yang juga sakit, jiwanya.

Bumi terduduk di halte depan sekolahnya dengan Senja dahulu. Dia masih mengingat dengan jelas Senja menunggu jemputan bundanya di tempat itu. Atau menunggu angkot sebagai cadangan.

Senyum simpul terbit di bibir Bumi. Bahkan, sampai hari ini dia masih merindukan kekasihnya. Ya, dia akan terus menganggap Senja kekasihnya karena mereka belum resmi berpisah. Mereka hanya berbeda alam sekarang.

"Senja, saya kangen banget sama kamu."

Saking fokusnya melamun, dia sampai tidak sadar kalau seseorang yang dia cari-cari sejak kemarin berdiri tak jauh dari halte, hujan-hujanan.

Mentari tersenyum miring, samar-samar terdengar kata Senja dan Rindu. Dia sudah mengerti kalimat lengkapnya.

Dia menggerakkan tubuhnya yang sudah basah kuyup mendekati pria itu. Akhirnya Bumi sadar, dan cukup terkejut mendapati Mentari ada di sini.

"Mentari—"

"Lo tau kenapa gue pura-pura nggak papa waktu lo bikin gue kecewa?"

Bumi terdiam, tak mampu menjawab pertanyaan Mentari. "Karena lo beda. Lo doang yang manggil nama gue lengkap, Mentari, gak pernah lo singkat Tari."

"Dua hari ini gue berusaha buat ninggalin lo sebelum lo yang ninggalin gue, tapi ternyata gue balik. Gue balik meskipun gue tau kenyataan kalau lo khawatir gue hilang karena lo gak akan ketemu pacar lo lagi. Tapi gue bukan pacar lo, gue Mentari bukan Senja."

Tercengang bukan main Bumi mendengar perkataan Mentari barusan. Begitu menohok hatinya sampai ke dasar yang paling dalam.

"Sekarang pun gue masih ngerasa kecewa. Gue pengen meluapkan semuanya sama lo, gue pengen ngamuk!"

Mentari "Tapi gue gak bisa. Meskipun di mata lo gue Senja, gue sebagai Mentari ngerasa apa yang lo lakuin ke gue itu tulus. Dan sialnya, gue suka itu."

Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang