Sepulang dari gedung Radio, Senja mengajak Bumi untuk membeli es krim sebentar.
Bukan, bukan untuknya. Namun, untuk Bumi. Selama dia tahu bahwa dirinya tidak bisa mengonsumsi semua itu lagi, dia jadi mengikutinya.
"Saya gak mau kalau kamu gak bisa makan itu, Senja," tolak Bumi halus.
"Kenapa gak mau? Lo suka, kan? Sekalian susu kotak. Lo udah berapa lama gak minum itu coba?"
Bumi pun jadi kepikiran. Dia tidak pernah membeli susu lagi semenjak Senja sakit. "Tapi saya gak mau."
"Bumi," panggil Senja. Tatapannya sangat serius. "Jangan gara-gara gue, lo jadi jauhi hal-hal yang lo suka."
Bumi bergeming. Membiarkan Senja menyelesaikan kalimatnya. "Lo udah baik banget, jaga gue, nemenin cuci darah rutin, hibur gue ... itu cukup kok."
Bumi hendak menyela, tetapi dengan cepat Senja mencegah. "Kalau nolak, gue yang minum."
Pada akhirnya Bumi pun menyerah. Sejujurnya dia juga merasa rindu, tetapi dia selalu teringat Senja yang tidak bisa mengonsumsinya lagi.
Mereka berdua masuk ke dalam minimarket dan membeli apa yang ingin Bumi beli. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan pulang.
Di sepanjang perjalanan tangan Senja terus melingkar di pinggang Bumi. Seraya menyandarkan kepala, tubuh Bumi sangat hangat dan nyaman sebagai tempat sandaran.
Sampai tanpa sadar air matanya jatuh. Ketakutan-ketakutan itu kembali muncul. Takut semuanya benar-benar akan terjadi.
"Bumi, kalau gue pergi ... apa lo bakal lupain gue?" batin Senja yang tak berani menanyakannya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Fiksi Penggemar❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021