Bumi mematung di lorong rumah sakit. Memandangi Han yang tengah berbincang dengan Dokter Raden. Setelah perbincangan yang tidak bisa didengar itu, Han hendak duduk di kursi tunggu. Namun, niatnya tertahan karena melihat perawakan Bumi.
Mereka berdua sama-sama terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Sampai tak lama Han melangkahkan kakinya mendekati Bumi. Sedangkan Bumi tetap diam bahkan saat Han sudah ada di depannya.
Han mengangkat tangannya, lalu mendaratkannya ke bahu Bumi. "Kalau lo gak bisa, gue sanggup dan mampu jaga Senja. Bahkan bisa lebih baik daripada lo."
Bumi langsung menghempas tangan Han. Sedangkan lawan bicaranya itu memasang senyum miring. "Saya gak akan biarin itu terjadi."
Han menyeringai. "Dan gue bakal buat itu terjadi."
Bumi masih dalam mode emosi karena Rian, sekarang Han semakin membuatnya terbakar amarah. "Senja cuma punya saya!"
Han menatap remeh Bumi. Dia yakin bahwa Senja akan memilihnya karena tadi ekspresi gadis itu tampak sangat kecewa. "Terserah. Tapi gue tetep bakal rebut Senja dari lo."
Bumi nyaris melayangkan pukulan ke wajah Han kalau saja Bunda tidak datang. "Bumi! Itu kamu?"
Bumi mendorong dada Han kasar, kemudian berlari menghampiri Bunda yang berada di depan pintu ruangan Senja.
"Senja kenapa bisa kambuh? Terus tadi dokter di telepon bilang—" Ocehan Bunda terhenti karena Dokter Raden keluar dari ruangan.
"Minggir, Dok!" Buru-buru Bunda masuk padahal dokter belum mengatakan apa pun, menabrak tubuh pria tinggi itu sampai dia terhimpit ke tembok.
Ekspresi kaget Dokter Raden berhasil menghibur Bumi yang suasana hatinya sangat buruk. "Yang sabar, Dok.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~~
Halooo, terima kasih ya udah nemu cerita ini terus baca🥺
