Bumi masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan lega bercampur sedih juga. Lega karena Mentari berniat kembali dan menjalani terapi. Sedih karena perasaan mereka tidak sama.
Entahlah, rasanya sangat berbeda dengan hubungannya dan Senja dahulu. Sebab itu, Bumi sudah tidak lagi menganggap Mentari adalah reinkarnasi Senja meskipun memang nyatanya mereka berdua sangat mirip. Bersama Mentari, ceritanya sedikit lebih rumit.
Pertama, jarak usia mereka yang terpaut 6 tahun. Tahun ini usia Mentari menginjak 19 tahun, sedangkan Bumi 25 tahun. Kedua, tentu saja karena Mentari tidak menyukainya.
Merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur. Di tengah-tengah otaknya berpikir keras, tiba-tiba Juna masuk ke dalam kamarnya dan rebahan juga di sampingnya. "Mikirin apa lo, galau banget."
"Kali kedua lo galau setelah kematian Senja. Dan itu 4 tahun yang lalu, bukan? Gue pengingat yang buruk soalnya."
Bumi bergeming, dia hanya menatap langit-langit kamar dengan menjadikan tangannya bantal. "Lagi mikir, ketemu Mentari itu cuma kebetulan kayak saya kebetulan jatuh cinta sama Senja, atau memang dia ...."
Juna mencibir, "Lo udah kebelet nikah, ya?"
"Bukan soal itu," ralat Bumi. "Tapi nanti tujuannya ke situ juga, sih."
Juna memutar bola matanya. "Si anjir, lo 'kan udah dewasa gimana ceritanya gak mikirin soal masa depan?"
Mendapat pertanyaan itu, Bumi menoleh ke Juna. Tampaknya itu menjadi bumerang. "Situ sendiri kenapa masih sendiri aja?"
"Sialan lo malah ngatain," sungut Juna sebal. Karena fakta uniknya adalah, mereka berdua dua pria yang memiliki latar belakang kisah cinta yang rumit.
Bumi terkekeh, "Gimana, masih belum ada kabar?"
Juna mengangkat bahunya, tanda tak tahu. "Sampai sekarang gue masih gak nyangka aja, dulu bisa se-penasaran itu sama dia. Kayak perasaannya alami dateng gitu. Terus ... ya, jalannya gak mulus."
"Pasti, saya aja ditinggal mati."
Giliran Juna yang tertawa, "Tapi gue yakin, sih, dia pasti seneng di sana. Seneng karena udah ada yang bisa alihin pikiran lo tentang dia. Rekaman memori bersama dia dulu perlahan pudar, bahkan foto-fotonya udah gak lo pajang."
Bumi menggelengkan kepalanya. "Daripada pudar, saya memilih untuk menyimpannya, di sini," tunjuk Bumi ke dada kiri.
"Jadi, lo gak mau hapus dia?"
"Gak pernah kepikiran, karena dia indah banget, Jun." Bumi mengulas senyum tipis. "Tapi perasaan saya udah gak kayak dulu. Saya cuma mau simpan kenangan indah sama dia."
Juna menghela napas panjang. Dia mengerti, memang sulit melupakan sesorang yang sangat dicintai pergi kembali kepada-Nya.
"Gak tau, gue cuma salut aja sama lo."
"Salut kenapa?" tanya Bumi heran.
"LO BUCIN BANGET SIALAN!"
(ノ≧∇≦)ノ ミ ┻━┻
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Fanfiction❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021