"Tapi boong!"
Napas Bumi langsung mencelos lega yang sebelumnya tercekat. Mentari kemudian berlari ke jalanan yang sepi, bermain-main di bawah guyuran hujan seperti itu adalah dunia yang sangat dia sukai.
"Gue suka hujan!! Tolong beri gue hujan setiap hari!!" teriaknya melupakan ucapannya yang hampir membuat jantung Bumi lepas.
Gadis itu tumbuh dengan keras. Berbeda dengan anak-anak yang beruntung memiliki keluarga yang hangat dan harmonis. Daripada dibelikan paha ayam kesukaan khusus untuknya, dia akan lebih menyukai jika mereka makan bersama. Di meja makan, mungkin sambil melempar candaan, bercerita tentang momen sedih atau menyenangkan. Sungguh, berbagi kehangatan seperti itu yang dia impikan.
Bumi mengulas senyum tipis. Apa yang dialami Mentari tidak semua orang bisa tahan menghadapinya. Itu sebabnya, dia sangat berterima kasih karena Mentari mau setidaknya bertahan sebisanya.
Bangkit dari duduknya lalu menerobos hujan, mengikuti apa yang dilakukan Mentari. Berjalan cepat mendekati gadis itu yang tengah berputar-putar sambil merentangkan tangan, kemudian memeluknya sangat erat.
Mentari membelalakkan matanya terkejut. Tak menyangka Bumi akan hujan-hujanan bersamanya terlebih memeluknya sekarang ini. "Nanti lo demam. Sana," usir Mentari tanpa membalas pelukan Bumi.
Tidak menggubrisnya, Bumi malah semakin mengeratkan pelukan, mengusap punggungnya dengan lembut. Lalu membisikkan, "Terima kasih sudah bertahan sampai hari ini. Pasti sulit, ya? Kamu hebat, saya bangga banget sama kamu, Mentari."
Tanpa sadar Mentari sudah berkaca-kaca. Kalimat itu sangat ingin dia dengar dan betul-betul menghiburnya. Sampai-sampai dia tidak bisa berkata apa-apa. Bagai orang bisu.
"Jadi, menangis saja sebanyak-banyaknya. Tapi jangan pernah menyerah, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Hayran Kurgu❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021