See You

157 44 3
                                    

Bumi akan mengaktifkan siaran radio. Sekarang masuk tahun ketiga dia aktif di aplikasi buatannya sendiri.

Namun, ada hal mengejutkan hari ini. Dia telah membuat pengumuman dua jam sebelum live. Kalau hari ini adalah hari terakhirnya aktif. Setelah itu, dia tidak akan kembali dan akan menghapus aplikasinya.

Bumi mengulum bibirnya sendiri, rasanya sangat berat karena harus meninggalkan keluarga barunya di B-Live. Akan tetapi, semua itu hanya akan terus mengingatkannya pada Senja.

Senjanya yang sudah tiada.

Beberapa saat kemudian, setelah dia punya cukup keberanian, akhirnya dia memulai siaran. Karena sudah memberi pengumuman, orang-orang yang sudah menunggunya langsung memenuhi kolom komentar.

"Jangan pergi!"

"Bumi, tetaplah siaran. Aku sangat mendukungmu."

"Siaranmu membantuku sembuh, tolong jangan akhiri ini!"

"Bisakah kita tetap bersama untuk waktu yang lebih lama?"

Membaca komentar mereka semua membuat hati Bumi menghangat. Satu hal yang dia sadari, banyak orang yang mencintai dirinya. Banyak orang yang menganggapnya berharga sebagaimana mereka juga berharga untuknya.

Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Dia sudah melewati waktu yang sangat panjang dan berliku, sampai sudah lulus kuliah beberapa bulan lalu.

Bumi merenung beberapa hari, memikirkan apa yang akan dia lakukan kedepannya. Ayahnya memberi saran agar Bumi mengajar saja di sekolah, sambil melanjutkan S2.

Almarhum ibunya ingin Bumi menjadi Dosen! Itu sebabnya ayahnya begitu serius tentang pendidikan anak satu-satunya itu.

"Terima kasih sudah mengatakan hal-hal baik tentang saya, tapi saya gak bisa selamanya di sini. Kalian tau, bukan?"

Sama seperti Senja yang sudah tidak lagi di sisinya. Bumi ingin selangkah lebih maju, di sana Senja pasti tidak akan suka jika dirinya terus mengingat dan membuatnya sedih.

"Alasan saya membuat ini dulu, karena ini adalah salah satu cara saya mengobati rasa rindu dengannya. Perempuan yang selalu saya sebut namanya sebagai pembuka salam siaran ini."

"Hari ini saya benar-benar merindukannya. Bukan, sebetulnya setiap hari saya pun akan merindukannya. Tapi kalau terus seperti ini, saya hanya akan membuat jiwa saya terkurung terus-menerus. Saya gak mungkin begitu terus, kan?"

"Teman-teman, terima kasih sudah bersama saya selama tiga tahun ini. Menemani saat-saat saya terluka, saat saya ingin gila karena merindu, kalian semua sangat berarti buat saya."

"Meskipun siaran ini yang terakhir, kita masih bisa saling berkomunikasi lewat sosial media yang lain. Jangan sedih lagi, oke?"

"Kamu sudah berusaha sangat keras! Aku ingin memelukmu😭"

"Berjanjilah untuk selalu bahagia!"

"Kau pantas menjalani hidup yang lebih baik. Dia juga pasti ingin kau hidup dengan baik dan selalu mendoakanmu di sana."

"Gak tau, tapi aku bersyukur ketemu aplikasi ini, ketemu teman-teman yang hangat dan baik. Kita semua adalah keluarga! Jadi, mari saling merangkul dan mendukung!"

Bumi tak henti-hentinya tersenyum manis. Pesan dari mereka semua sangat menyentuh hatinya.

"Sebagai hadiah perpisahan, saya akan bernyanyi untuk kalian."

Bumi mengambil gitar kesayangannya dan bersiap untuk bernyanyi. Mereka semua sudah menunggu sangat antusias, karena Bumi jarang sekali bernyanyi.

Never Not-Lauv by Bumi Pradikta. Salam terakhir perpisahan B-Live.

Sampai bertemu di lain kesempatan!

Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang