Bumi baru saja terpikirkan sesuatu. Selain dirinya, bunda Mia pasti juga merindukan Senja. Jadi, dia berniat untuk mempertemukan bunda dengan Mentari. Tidak tahu itu ide bagus atau buruk, dia hanya ingin Mia tidak sedih lagi atas kepergian anak gadisnya.
Karena siapa pun tahu, kehilangan anak semata wayang sangat menyakitkan. Apalagi untuk seorang ibu. Mia menjalani hari-hari yang lebih sulit, karena dia yang melahirkan Senja ke dunia ini.
"Bunda, hari ini ada waktu kosong?"
"Ada. Memangnya kenapa, Nak?"
Bumi tersenyum simpul, lalu membalas, "Mau ketemu Bunda. Bumi bawa seseorang yang pengen banget Bunda temui."
"Siapa? Di mana?"
"Di rumah Bunda aja gimana? Nanti pulang kerja Bumi ke sana."
Bunda mengiyakan saran Bumi. Mereka akan bertemu di rumahnya sepulag mengajar. Sekarang, dia harus mengajak Mentari agar mau ikut dengannya.
Inilah bagian yang paling sulit. Bumi bingung bagaimana cara mengatakannya pada Mentari.
Sekarang saatnya jam istirahat, Bumi tidak menemukan Mentari baik di ruang kelas maupun di kantin. Akhirnya dia iseng bertanya pada teman sekelasnya. Wajah mereka tampak antusias saat Bumi datang. "Kalian ada yang lihat Mentari?"
"Ih, kenapa nyariin Tari doang? Sesekali saya gitu, Pak."
Bumi tersenyum simpul. "Saya ada urusan. Kamu ada lihat?"
Hena, gadis itu mencebikkan bibirnya kesal. "Paling di paret perpustakaan."
Jantung Bumi mendadak berhenti berdetak. Terkejut dengan ucapannya barusan. Selokan? Seperti kebiasaan Senja selalu nongkrong di sekolah dahulu!
Bumi langsung berlari mencari Mentari. Langkahnya cepat membawanya menuju ke perpustakaan, dan benar gadis itu tengah duduk selonjoran di atas rumput yang bersebelahan dengan selokan, sambil bersandar pada tong sampah sekolah.
"Mentari ngapain di situ!"
Pekikan Bumi spontan membuat Mentari yang tengah menyesap permen terkejut.
Tempat itu cukup sepi karena jarang yang mengunjungi perpustakaan kecuali anak-anak tingkat atas yang akan lulus. Mereka akan belajar lebih ekstra dan membutuhkan bacaan tambahan.
"Lo yang ngapain ke sini."
Bumi menghela napas panjang, dia mengulurkan tangan ke gadis itu. "Ayo bangun. Nanti seragam kamu kotor."
"Gue udah enak banget duduk di sini. Lo aja sana, nanti kalau ada yang denger dikira gue gak sopan sama guru."
"Ya memang," balas Bumi menohok.
"Sial."
"Mentari ...."
"Ngapain nyari gue?"
Bumi menghela napas, dengan sedikit keberanian dia akhirnya menjawab, "Pulang sekolah saya mau ajak kamu. Kita pergi."
Diajak pergi adalah hal yang paling disukai Mentari. Pergi ke mana saja asal dia bisa melupakan pikiran-pikiran buruk di kepalanya. Ke mana saja asal tidak diajak bunuh diri.
"Oke!" putus Mentari penuh semangat.
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Fanfiction❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021