Best Friend

141 51 2
                                    

Selama dua hari di rumah sakit Senja terus mengeluh sakit dan susah tidur. Orang tuanya dan juga Bumi pun harus menjaga gadis itu lebih ekstra.

Anin yang baru saja bisa pulang setelah mendapat libur semester menangis kencang saat sampai di ruangan Senja. Dia merasa sangat bersalah karena tidak bisa menemani sahabatnya itu melalui masa-masa sulit.

"Maafin gue, nyokap bokap gue gak izinin gue cabut beasiswa yang gue dapat di UI," lirih Anin sambil sesenggukan.

Kehadiran Anin hari ini justru membangkitkan mood Senja yang sejak semalam tidak enak. "Kenapa minta maaf bego."

"Iya kok gue emang bego. Gak bisa pulang!!!"

Senja terkekeh geli, dia pun memeluk Anin untuk menenangkannya. "Ututututu bayi monyet jelek banget kalau nangis."

"Huuu~ gue timpuk pakai sendal mulut lo, ya."

Bumi yang baru saja kembali dari kantin hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar percakapan dua sahabat itu. Bahasa yang digunakan memang kurang baik, tetapi begitulah ciri khas  persahabatan yang justru akan membuat hubungan itu semakin seru.

"Senja, ayo makan dulu."

Mereka berdua mengurai pelukan usai sadar Bumi sudah kembali. Anin buru-buru bangkit dan mengambil alih nampan makan siang Senja. "Biar gue aja!"

Bumi mematung di tempat, sedangkan Senja hanya cekikikan. Perlahan Anin menyuapi Senja, sedikit meringis melihat menu makanan yang harus dia makan. Tidak berwarna, tidak berasa, hambar.

Melangkahkan kaki mendekati ranjang Senja, kemudian mengambil posisi duduk di sebelahnya. Memberi air mineral yang dia beli di kantin rumah sakit. Persediaan di ruangan itu sudah habis, belum diisi ulang.

Bumi mengusap puncak kepala Senja lembut. Begitu pula dengan Anin yang terus berusaha membuat lelucon agar Senja tertawa. Menahan sesak tiap kali ingin mengeluarkan air mata. Tidak, mereka harus kuat supaya Senja juga demikian.

"Senja, lo itu temen gue yang paling kuat."

Film Out | Choi Beomgyu✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang