📍Di tempat di mana kamu tidak akan menemukanku.
Sudah lama sekali, aku tidak kembali ke lembar tulisanku. Jari-jariku bergetar, tak tau harus menulis apa. Dan hari ini aku memberanikan diri, bukan karena sebelumnya aku takut. Hanya saja aku belum siap. Ada banyak hal yang ingin kutulis di sini.
Dari sekian banyaknya hal itu, beberapa ingin kubagi dan sebagian lainnya ingin kusimpan untuk diriku sendiri. Ya, karena aku cuma ingin aku sendiri yang menikmati suka dukanya, tidak dengan siapa pun.
Pertama, yang ingin kuberitahu padamu adalah tentang kondisiku. Aku baik-baik saja di sini, karena itu kamu tidak perlu cemas. Meskipun aku menghilang tanpa kabar, aku akan terus berusaha bertahan hidup dengan baik walaupun sangat sulit.
Kamu tidak perlu mencariku, karena aku memang ingin pergi dan menghilang dari semua orang sebelum mereka meninggalkanku lebih dulu. Tidak apa-apa jika kamu menganggapku gadis yang jahat dan egois, toh memang seperti inilah aku.
Sebagaimana yang sudah kamu ketahui sejak kita pertama kali bertemu, aku bukan anak yang baik. Bahkan aku berbicara tidak sopan padamu. Ya, aku memang suka semena-mena.
Kedua, dan jadi yang terakhir adalah, aku ingin mengucap terima kasih yang sangat tulus kepadamu. Entah kamu menerimanya dengan tulus atau tidak karena aku mengatakannya lewat tulisan seperti ini. Terlihat sangat konyol tapi hanya ini yang bisa kulakukan.
Merenung selama berbulan-bulan, aku memikirkan kata-kata, lalu menyusunnya menjadi kalimat. Namun, menjadi buyar berantakan ketika hendak kutulis.
Kalau kamu ingin tahu, aku pernah sekali bertemu denganmu. Tapi hari itu kita berjalan satu arah, tidak berlawanan arah. Aku berada di belakangmu, berjarak dengan tiga sampai lima orang. Agak jauh karena langkahmu cepat sekali.
Saat itu aku banyak berpikir, apa aku harus mengejarmu? Atau menahan tanganmu dan menyapamu seperti tidak ada sesuatu yang terjadi di antara kita sebelumnya? Kurasa itu bukan tindakan yang tepat, jadi aku tidak melakukannya.
Namun, aku menyesalinya sekarang. Seharusnya aku tahu, bahwa kesempatan tidak selalu datang dua kali. Harusnya kumanfaatkan waktu itu untuk berterima kasih dan meminta maaf padamu.
Dan sekarang ini waktunya. Waktu yang sudah sangat terlambat untuk kukatakan.
Teruntuk Bumi, Mentarimu ingin meminta maaf dan berterima kasih. Terima kasih karena sudah menolongku hari itu tanpa rasa curiga. Terima kasih untuk hal-hal kecil yang kamu lakukan untukku, menenangkanku di masa-masa sulitku.
Aku tidak mau berjanji atau menjanjikan apa pun padamu. Karena aku tidak yakin aku bisa menepatinya. Ya, kamu tahu sendiri aku orang yang seperti apa.
Jadi, hanya satu hal. Kuharap kita bisa bertemu lagi suatu hari. Di suatu hari yang baik. Di mana tak ada lagi rasa sakit.
Kalau begitu, aku pamit dulu. Selamat malam, tidurlah dengan nyenyak. Aku yakin kamu tidak cukup tidur karena banyak mencemaskanku.
Air mata Bumi mengalir setelah habis membaca tulisan Mentari. Selain kalimatnya yang menyentuh, dia memang sangat merindukan gadis itu.
"Mentari, saya juga berharap demikian. Mari bertemu di hari baik seperti yang kamu katakan. Aku akan menantinya. Selamat tidur, jangan sampai sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Film Out | Choi Beomgyu✓
Fanfic❝Bumi dan Senja adalah kolaborasi alam semesta yang paling indah.❞ ©Puputt_09 2021