36.Culik?

10 2 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan bintang di.pojok kiri bawah ya:),biar author makin rajin lanjutin ceritanya.

Selamat membaca🌻

Abdi membawa Zila ke rumah makan yang lumayan luas,pembelinya sebagian besar dari keluarga ataupun kerabat dari pasien rumah sakit. Abdi segera mengedarkan pandangannya untuk mencari meja kosong dan ya dia menemukannya di dekat jendela.

"Kita duduk lesehan gapapa kan,? tanyanya pada Zila.

Lagi lagi ia tersenyum hingga gigi taringnya terlihat hingga abdi berdecak kagum.

"Arghhh tahan Abdi tahan dia cuma sok manis!!! mata lu aja yang katarak!" Batinnya dalam hati

"Kan harusnya Zila yang bilang gitu,maybe abngkan anaknya orang sukses masa iya makan di
lesehan," jawab Zila sambil terkekeh

"Haha engga kok gapapa,kamu mau pesen apa?"

"Aku mau.." belum selesai Zila berbicara Ilyas sudah menyelanya terlebih dahulu.

"Heh jamal!! lu jangan asal nyulik dong bang!!mentang mentang udah tua kek aki aki aja belagu," Abdi yang mendengar kata aki aki langsung melotot.

"Aki aki your head!!!" Abdi beranjak dari kursinya dan menarik kerah baju Ilyas baru saja ia ingin melayangkan kepalan tangannya dering ponsel menyadarkannya.

"Assalamualaikum,halo,"

"............."

"Apa?!!!!cepat telfon semua body guard dan segera periksa cctv rumah sakit!!"

Abdi.langsung emmatikan sambungan teleponnya dengan Dinar.

Shit!

Umpatnya dan segera berlari keluar dari rumah makan itu dan segera menuju ke rumah sakit.

***
Di tempat lain Cantika mencoba memberontak namun tak bisa,4 preman berbadan besar yang membuat nyali Cantika menciut dan tentunya akan kalah telak.

"Lepasin!!!" teriaknya sambil mencoba melepaskan tali dari tangannya dan kakinya.

"Diam!!kalo lu ga diam pisau ini bakalan langsung ada di leher lu dan pistol ini?pelurunini bakal ada di otaklu!" Ancamnya sambil mengeluarkan pisau dan pistol yang entah sudah berapa kali ia gunakan untuk membunuh orang tak lupa juga senyum smirk yang membuat siapa saja mati kutu.

Cantika hanya bisa menangis dan berdoa supaya dia bisa bebas dari sini,sekuanimi salahnya dinarudah memperingatkan padamya untuk tak pergi dari taman.

Flashback on
Dinar dan Cantika berencana untuk membeli Balon di depan taman.

Cantika menarik narik pelan kaos yang digunakan Dinar hingga ia menoleh,

"Kenapa?mau makan?heum?" tanyanya sambil mengelus elus pipi canyika yang semakin berisi.

"Mau balon," cicitnya

"Hahaha,mau balon?" Dinar terkekeh mengulang perkataan Cantika lagi.

"Iya dinarr!!cepetan beliin" Dinar mengelus elus puncak kepala Cantika dan mengangguk sebelum ia pergi dari situ ia berpesan,

"Kamu tetep stay disini!ga boleh kemana kemana!paham?!" Tegasnya lalu di jawab anggukan oleh Cantika tak lupa ia mencium puncak kepala gadis yang pernah ia sukai,bahkan sampai sekarang.

Blush
Pipi Cantika berubah menjadi merah seperti tomat

"Eh itu kenapa pipinya?sakit ya?sini Dinar cium haha"

Cantika menutupi mukanya lalu berkata,"ih cepettt Caca malu ni aaaaaa Caca aduin bang abdi loh,"

"Aduin saja kalau mau" jawab Dinar

Cup
Dinar mencium telapak tangan yang Cantika buat menutupi wajahnya

"Ih Dinar!!!!cepet beliin ga?!!!!"

"Hahaha lucu bajet pipinya minta digoreng kali," kekehnya lalu beranjak pergi dari tempat Cantika berada.

Tak lama kemudia Cantika melihat ada kucing anggora putih sedang berlarian, ia pun menghampirinya dan mengambilnya hingga tiba tiba

'Hmptttt' mata dan hidungnya di sekap debgab kain dan tak lama dari itu semuanya gelap.

Flashback off

Jan lupa tap bintang di.pojok kiri bawah ya:)





Would You Be Mine? [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang