Dinar dan Ilyas berjalan menyusuri koridor rumah sakit, mereka saling melempar pertanyaan.
"Yas, lu ngerasa ga sih Caca ngejauhin kita?"
"Yas, lu tau ga sih dulu kan pas dia pertama kali trauma kalo sama lo langsung nempel mulu kok ini engga ya? dia kek ngehindarin kita,"
"Yas...," belum selesai Dinar berbicara Ilyas sudah memotong kata-katanya.
"Yas yas yas! lu kira gue surah Ya-sin gitu? kali aja gue mau di yasinin. Terus dari tadi perasaan lu ngomong tau ga sih? ngerasa ga sih? udah berasa kek masuk acara Tv yang judulnya 'Tau ga sih'," sungut Ilyas.
"Ck! terus gue manggil siapa? Iil? kali aja orang orang ngira gw ilfil sama lo!!"
"Ya tapi ga usah manggil Yas yas gitu,"
"Kan nama lu emang Ilyas!!!"
"Ya iya juga sih," jawab Ilyas dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hm," gumam Dinar
"Menurut gue sih gitu, kayak ada yang prokovasi Caca!"
Tak!!
Dinar menjitak jidat Ilyas,"Provokasi woyy!!!" tegas Dinar
"Sama aja Jamal!"
"Ya beda lah! prokovasi apaan coba?!"
"Ya intinya sama menurut gue!"
"Beda!!!"
"Samaa!!"
"Penulisannya salah woy!!"
"Cuma itu doang kan?"
"Helleh serah deh," Dinar menghela nafas, pergi bersama Ilyas ternyata jauh lebih membosankan daripada harus di kamar rawat inap.
Ilyas dan Dinar turun melalui lift yang sudah di sediakan oleh pihak rumah sakit.
"Kita kemana?" tanya Dinar memecah keheningan.
"Ga tau, ketaman aja lo mau ga?"
"Terserah deh, tapi gue males naik turun lantai 1-3,"
"Ck, itumah bukan terserah tapi lu emang ga mau!" protes Ilyas
"Yayayayyayaa semerdeka lu aja," balas Dinar.
"Emang Indonesia udah merdeka emang mau apa lo?" sewot Ilyas.
"Hmm," gumam Dinar.
Ilyas dan Dinar memiliki karakter yang berbeda, Ilyas cenderung banyak bicara, banyak tingkah dan receh namun, Dinar leboh cenderung cuek, irit bicara, dingin, dan tak lupa muka tampan yang ia miliki sehingga menjadi julukan Most Wanted di sekolahannya.
Disaat mereka berdua menuju taman rumah sakit mereka melihat seseorang yang sangat familiar,
"Yas yas, itu bukannya si siapa soh lupa gue,"
"Bentar deh gue kek kenal dia,"
"Andre, Farel, Mita ?" ucap Ilyas dan Dinar bersamaan. Dinar menyipitkan matanya seolah olah membenarkan kalimatnya tadi.
Degg!!
Dinar dan Ilyas menegang seketika kala melihat Elvi bersama Ferdi?
Ilyas ingin sekali memberi mereka pelajaran, tapi Dinar mencekal tangannya. Dada Ilyas sudah naik turun, bisa bisanya mereka membela Elvi? padahal sahabatnya juga tertusuk bahkan lebih parah jika dibandingkan dengan Elvi."Jangan!! gausah gegabah!!" pinta Dinar
"Tapi arghhh.."
"Udah kita bikin rencana sendiri kita balik aja ke kamar sepet mata gue liat mereka!" ucap Dinar yang hanya diangguki Ilyas.
Dinar kecewa kala ia meminta tolong teman temannya untuk membantu mencari Cantika mereka memiliki seribu satu cara menghindarinya. Terkadang Dinar bingung mengapa temannya begitu? kurang baikkah Cantika?
Hppy reading🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine? [Revisi]
Teen FictionCACA adalah gadis pendiam,memiliki kecerdasan di atas rata rata. Cantik dan penyayang adalah hal hal yang membuat lelaki di sekitarnya terpikat dengannya. Kisah percintaan yang rumit,masa lalu datang kembali untuk membangun hubungan yang baru. Selam...