43. Sadar

5 1 0
                                    

Happy reading🐣

20 hari sudah berlalu namun belum ada tanda tanda adiknya siuman.Abdi mondar mandir di dalam ruangan adik mereka,ia bingung harus bagaimana menjelaskan ke ayahnya,di satu sisi tak mau ayahnya shock dan menyebabkan penyakit ayahnya kambuh namun di sisi lain ia juga tak mau berbohong. Tiba tiba ia mendengar rintihan kesakitan,Abdi langsung bergerak dengan sigap menuju brankar adiknya.

"Gimana ada yang sakit?bagian mana?abang panggilin dokter dulu ya," ucap Abdi lalu menekan tombol di atas brankar Dinar,tak lama dari itu dokter sudah datang dan memeriksa kondisi Dinar.

"H-ha-us," lirih Dinar,Abdi dengan sigap mengambil air di atas nakas dan memberikannya dengan pelan pelan.

Abdi tersenyum lega,jagoannya memang hebattt,ia terharu sesakit apapun,serapuh apapun,setumbang apapun Dinar akan tetap bertahan.

"C-ca ca?" tanya nya

"Oh,mau permen Caca?bentar abang suruh beliin om Carel di supermarket dulu. Dinar hanya geleng geleng apa setelah ia tinggal berhari hari tidur saraf otak kakaknya hilang?yang benar saja ia minta permen caca.

"Cantika bang," Langkah Abdi terhenti kala mendengar nama Cantika.

Degg!!
Bagaimanapun dia harus menjelaskannya bahwa princess kecilnya sedang berada di dalam ruangan yang sama dengan luka yang sama dan kondisi yang sama. Abdi menghela nafas,
"Cantika ya?" tanya Abdi memastikan namun berbeda dengan kemarin kemarin jika Dinar,Ilyas ataupun teman teman Cantika menanyakan keberadaan Cantika pasti ia yang paling heboh,namun saat ini yang orang lihat hanya ada senyum kemirisan,tak ada Abdi yang heboh.

"Iya bang dimana dia?lagi beli better ya?atau lagi beli pentol?kenapa abang bolehin makan pentol ga higienis sih ntar kalo dia sakit gimana?ck bang!!jawab!!" Dinar berdecak sebal pasalnya ia tak menemukan Abdi yang dulu.

"D-dia..." jedanya

"Jiwa ragalu dibawa Zila ya bang?ya udah gue aja bang yang nyari Cantika," Dinar sangat geram dengan kakaknya jika saja lukanya tak parah ia ingin membuang Abdi ke sungai Nil sekarang juga.

"Ck,janganlah luka lo masih basah tuh salah siapa ga bangun bangun udah kek ngalah ngalahin beruang hibernasi di kutub aje,"

"Ngga usah ngalihin topik bang,to the point aja Cantika dimana?dia baik baik aja kan?"

"D-dia di sampinglo Din," miris?bahkan sangat miris bukan keadaan sekarang namun keadaan nanti di saat Cantika sudah sadar dari tidurnya.

"Hah?ngadi ngadi lo bang emang Caca setan apa?" Dinar di buat bingung olehnya.

"Ck gue ga kuattt Din ngomongnya,"

"Cepet ngomong aja si,tinggal bilang dia lagi beli jajan atau kemana gitu susah amat,"

"Ngga dia di balik kelambu bates itu," ucap Abdi sambil menunjuk kelambu pembatas,karena ruangan rawat Dinar dan Cantika VVIP sebenarnya tak ada kelambu pembatas namun, Abdi sendiri yang meminta untuk jaga jaga akan feeling dan dugaanya,jika Dinar sadar pasti Cantika yang akan ia cari Abdi cuma tak mau Dinar shock dan down.

"Lagi bobo ya bang Cacanya?makanya ditutup?malu kalo pas gue sadar dia ngiler?" tanyanya sambil terkekeh.

"Mungkin kali ini lo bisa bercanda sama Cantika tapi ngga tau pas dia sadar,mungkin dia udah kek alien Din," batinn Abdi tersenyum kecut.

"Woy!!" sentak Dinar membuat Abdi buyar dari lamunannya.

"Lu kenape bang?abis putus cinta?keknya gue tinggal tidur sebentar lo berunah banyak bang lebih ke pendiem," protes Dinar.

"Tau gue berubah dikit aja lo langsung tau apalagi yang berubah Caca?" lagi dan lagi Abdi hanya membatin tak ingin berbicara terlalu banyak.

"Oh iya mau.minum lagi ngga?sekalian gue mau tanya," ucap Abdi sambil mwnyodorkan gelas.

"Tanya apa bang?"

"Lu dulu pernah kenal Elvi ngga?kayaknya dia punya rasa dari dulu sama lu deh ngab, cuman dia ga berani ngungkapin aja,"

"Jabingan itu?punya rasa sama gue?rasa apa? stroberi? coklat? melon? anggur?"

"Ck ga usah sok polos mantanlu aja udah se-ibu kota masih aja sok polos,kalo yang polos kek adek gw Caca masih pantes mantan 1 lah elu udah dederetan kalo di temuin jadi satu bisa jadi Komunitas Hasil Ghostingan Dinar," ucapnya sambil menekan 4 kalimat terakhir.

"Ngadi ngadi lu mah bang,pacaran aja gue ga pernah," kesalnya

"He eleh ga percaya gue,"

"Ya udah serahlu ah bang,gue mau nemuin Caca mau ganggu dia," seringainya dengan semangat.

"Eh jangan!!!luka lo masih belum sembuh total dongo!!" larang Abdi,ia tak mau Dinar tau sekarang juga.

"Ck gapapa bang gue udah kangen banget sama dia," ucap Dinar dengan muka yng berbinar

"Lu aja kangen gimana di gue?"

Dinar tetep keukuh menuju brankar Cantika tak lupa ia membawa gelas minumnya untuk menjahili Cantika,sebelum ia turun Abdi membawaan kursi roda untuknya mau tak mau ia harus menggunakan kursi roda itu yang terpenting sekarang ia ingin menjahili adik kecilnya.

Di saat Dinar membuka kelambu,

Prang!

Gelas yang ia bawa jatuh seketika,tubuhnya terasa kaku,tangannya lemas dan lidahnya kelu.

Janlupa votemen🐣

Would You Be Mine? [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang