Ilyas yang mendengar bahwa sahabatnya itu sadar ia bergegas menuju ke rumah sakit,tak lupa ia juga membawakan buah buahan, dan makanan kesukaan Cantika.
15 menit kemudian ia sampai di rumah sakit, Ilyas berjalan menuju resepsionis,
"Permisi, mau tanya pasien atas nama Cantika dan Dinar?" tanya Ilyas
"Ah iya ruang VVIP ya pak, lantai 3 ruangan Lavender nomor 4," jawab resepsionis itu.
'Pak?bapak? Gila si ganteng ganteng gini di panggil bapak bapak' batinnya.
Ilyas segera menaiki lift dan menekan tombol yang bertuliskan angka 3. Di dalam lift ia diam berfikir apakah Cantika juga membencinya? ia di buat bingung sendiri.
Ting
Bunyi lift pertanda Ilyas sekarang sudah berada di lantai 3, langkah demi langkah ia mencari ruangan Cantika, Ilyas mondar mandir mencari ruangan Cantika namun nihil tak ia temukan, ia duduk di satu kursi yang di sediakan rumah sakit ia berdecak mengapa tak segera menemukannya, bukan Ilyas jika ia tak memiliki 1000 cara. Ilyas menelfon Abdi,
"Assalamualaikum bang, gue udah di lantai 3 ruanganlu dimana sih, jemput gue njir kaki gue udah kesemutan nyari mondar mandir kek orang gila," oceh Ilyas sambil mengedarkan pandangan, hingga ia menyipitkan matanya ke salah satu ruangan bagian pojok belakang. Ia terus berjalan menuju ruangan itu.
Tepat di depan ruangan itu Abdi membuka pintunya, Ilyas hanya menatapnya datar, pasalnya ia sudah mondar mandir lewat jalan itu tetapi kenapa dia tak melihat jika itu ruangan Cantika?
"Nyasar ga lo?" ejek Abdi
Tak!!
Ilyas menjitak jidat Abdi, ia sungguh nggeram dengan kakak sahabatnya,
"Minggir gue mau masuk kaki gue udah cenat cenut woyyy!!!!" sinis Ilyas
"Sekate kate sama orang tua ga ada adab lu? kalo aja lu bukan temennya adek gue udah gue jatohin lo dari lantai 3 biar sekalian koid" sungut Abdi
"Serahdeh, gue mau jengukin pacar gue sono hus hus," usir Ilyas
"Apaanlo ngusir ngusir gue?!! yang bayar ruangan ini gue woyyy bukan lo!! lo ga ada hak!" tukasnya
"Yaudah gue mo pulang lagi kalo gitu,"
"Eh eh lo balik gue bakar rumahlo!!" ancam Abdi.
"Orang kaya mah bebas-_"
"Yaudah minggir bangggg!!!! gue mau dudukk udah pegel banget ini elah!"
Hingga pada akhirnya Abdi mengalah dan membiarkan Ilyas masuk,
Tok
Tok
TokSuara pintu ruangan Cantika di ketok, semua orang yang ada disitu menoleh ke sumber suara,
Cklek
"Assalamualaikum," Ilyas masuk dengan sopan lalu menuju ke arah Pak Chan, Ilyas menyalami tangan Pak Chan lalu memberikan oleh oleh buah yang ia beli tadi.
"Maaf om, cuma bisa kasih ini,"
"Mana ada!!uanglo segudang masa iya beli buah doang ga modal banget!!" sungut Abdi
"Heh bang!! asal lo tau itu gue naruhin nyawa woyy!lo telfon mendadak banget,hargain napa lagiankan yang makan ntar Cantika bukan elo apa urusannya sama elo!!" geramnya.
"Ngga Cantika doang njir, disini juga masih banyak manusia atau jangan jangan buah itu udah lu campurin Dramason ( sejenis obat rumput) ?!!"
"Kalo ngomong mulutnya minta di pilter dulu deh, gue gini gini udah baik hati bawain jajan pengen gue jatuhin aja lu bang dari lantai 3 ini,"
"Jatuhin aja kalo lu izin sama Caca boleh,"
Ilyas ingat, ia kesini ingin menjenguk Cantika bukan berdebat dengan kakaknya Cantika. Ilyas berjalan menuju brankar Cantika sebelum itu ia sudah menyapa Dinar terlebih dahulu bagaimanapun juga Dinar adalah temannya, ketika ia sudah berada di depan Cantika Ilyas sungguh terkejut bukan main.
Muka penuh lebam,perban yang melilit kepalanya dan mata sembab seperti sehabis nangis, Ilyas langsung berjalan menuju Cantika namun ia urungkan niatnya karena ia mendapat tatapan sinis dari Cantika.
Ilyas yang mengerti keadaan semakin mencekam langsung berusaha mencairkan suasana mesoi berhasil atau tidak,
"Can!kalo bang Abdi gue jatuhin dari lantai 3 boleh ga?" tanya Ilyas dengan nada bercandanya, namun lagi lagi ia tak mengerti apa yang membuat Cantika marah dengannya, ia langsung saja pergi dari hadapan Cantika dan bermain game dengan Dinar.
"Din!" panggil Ilyas
"Lo bisa main game online kan?" tanya Ilyas yang mendapat anggukan dari Dinar.
"Ngga usah!" tukas Abdi
"Ah elah bang bentar doang, suasana udah mencekam banget gini daripada tambah runyam lu si ah," protes Ilyas sambil berkacak pinggang.
"Gapapa bang lagian kan gue juga jarang mabar sama Ilyas," kali ini Dinar yang menjawab, ia sebenernya juga tak betah dengan kondisi mencekam.
"Ya udah gue ikut,"
"Tadi aja sok sokan ngelarang," sungut Ilyas sambil mentapa sinis Abdi.
"Mata lo mau keluar tuh ga usah melotot lotot ntar jatoh gue ga mau ngambilih pasang sendiri,"
"Serah ah gue mau log in bye!!" Ilyas segera menyudahi debatnya dengan Abdi. Jika ia berdebat dengan Abdi ngga akan ada habisnya.
"Ehem" Pak Chan berdehem, lalu ia melanjutkan kalimatnya "Ayah pergi dulu ya Din, Di, Yas, ada urusan kantor!ayah nitip Caca jagain baik baik!!"
Janlup votemen🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be Mine? [Revisi]
أدب المراهقينCACA adalah gadis pendiam,memiliki kecerdasan di atas rata rata. Cantik dan penyayang adalah hal hal yang membuat lelaki di sekitarnya terpikat dengannya. Kisah percintaan yang rumit,masa lalu datang kembali untuk membangun hubungan yang baru. Selam...