E

9 4 0
                                    



(Beberapa hari kemudian)

Aku masuk kedalam kantor dan duduk di kursiku, mengambil beberapa dokumen yang sudah diletakkan sekretaris di meja kerjaku.

Ketika aku mensurvei seluruh catatan dan dokumen, aku dibuat tertegun ketika melihat undangan pernikahan dalam tumpukan itu.

Dalam kemarahan dan keputusasaan, aku hampir akan merobek undangan pernikahan itu, tapi pada menit terakhir terhenti ketika tiba tiba terlintas perkataan pria sungai Han beberapa hari lalu.

Aku berpikir bahwa, dari perspektif mana undangan ini akan terlihat lebih baik bagiku, dan dari perspektif mana aku bisa melihat dalam situasi ini untuk membuatku lebih merasa tidak dirugikan?

Jadi alih alih menyobeknya menjadi beberapa bagian, aku hanya membuangnya di tempat sampah saja. dan kembali ke pekerjaanku. seolah olah itu tidak mengganguku

Dalam seluruh proses ketidakadilan, kemarahan, kekecewaan, ketidak berdayaan dalam seluruh situasi yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya benar benar menguras tenaga dan psikis ku. Dan saat ini rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk terlalu memikirkannya.

Walaupun masih ada ketidakadilan, kemarahan, dan kekecewaan. Tapi lalu aku bisa apa untuk saat ini selain sedih dengan hal hal yang sudah terjadi?

Bagiku semuanya sudah final

Pada awalnya ketika dia menemukan pacar, aku tidak pernah ambil pusing. Seperti dia tidak pernah menganggap suatu hubungan seperti pacar serius sebelumnya, aku juga tidak menganggapnya serius. Tapi lambat laut aku menemukan perbedaan padanya.

Pada tahap berikutnya, dia mengatakan padaku bahwa dia akan mulai serius dengan perempuan itu, bahwa dia sudah memikirkan pernikahan dan keluarga dengannya. Jadi, pada tahap itu aku terus membujuknya untuk lebih memikirkannya lagi dan lebih memberikan waktu untuk lebih saling mengenal satu sama lain. tapi aku berhenti melakukan itu ketika dia mulai menganggapku menjengkelkan, dan terlalu ikut campur.

Pada awalnya, aku tidak tahu tentang pernikahan mereka. 

Aku bahkan sekarang tidak diberitahu hal penting yang terjadi dalam hidupnya, yang memberitahuku bahwa sudah ada jarak antar kami yang dia sedang coba untuk ciptakan.

Pada malam itu, dimana aku menangis di sungai Han adalah peristiwa paling memukulku setelah kejadian ayahku meninggal.

Pada malam itu, aku menerima telepon dari temannya yang kebetulan mengenalku dan tertarik kepadaku. Mengatakan bahwa dia mengajakku untuk pergi bersama pada saat pernikahan mereka.

Bukankah itu sangat lucu

Apakah hanya aku yang pada akhirnya menganggap hubungan kami istimewa?

Jadi pada malam itu, ketika aku menangis, bukan hanya air mata yang aku keluarkan tapi juga kesedihanku dan bersamaan dengan itu aku mencoba merelakan walaupun aku tidak yakin aku bisa memaafkannya, walaupun sejujurnya ini bukan kesalahannya.

Jadi, saat ini bisa dikatakan aku sedang berusaha untuk membuka simpul yang mengikat hatiku ini sedikit demi sedikit. pada suatu hari simpul ini akan longar dan akhirnya lepaskan kan?



TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang