EE (jimin P.O.V)

1 1 0
                                    



"Kau sedang menunggu pesan siapa hyung? Beberapa hari ini kau terus menatap ponselmu seakan akan dia berhutang puluhan juta padamu"

Aku menghembuskan nafasku dengan letih ketika mendengar jungkook bertanya. Sejujurnya aku juga cukup lelah melakukan ini berkali kali dalam sehari. Tapi masalahnya adalah aku tidak tahu lagi harus melakukan apa selain memelototi ponselku dengan tatapan menuduh. Seakan akan ponsel ini melakukan kesalahan karena tidak mendapat pesan atau panggilan dari orang yang aku tunggu.

Sejujurnya sejak awal aku sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang paling buruk, tapi tetap saja persiapan tidak membantu ketika sudah sampai titik seperti ini.

Aku tahu sejak awal ini adalah keputusan yang bodoh untuk meninggalkan nots, tapi tetap saja setidaknya aku mempunyai usaha untuk memberitahukannya walaupun aku tidak tahu apakah pesanku sampai kepadanya.

Bahkan dengan putus asanya aku meninggalkan nomor hp ku. Aku tahu aku ceroboh dengan melakukan itu, tapi itu juga sekaligus membuktikan seberapa putus asa diriku.

Dengan keputusan bodohku itu membuatku akhirnya hanya bisa menunggu dengan bodoh juga.

-

Aku melihat jam di tanganku sekali lagi, mengecek sudah berapa lama lagi aku menunggunya di tempat yang sama. Saat ini aku sudah merasa bahwa apa yang aku lakukan sia sia dan hanya membuang waktuku saja. Tapi seperti dengan hal lainnya yang aku lakukan sebelumnya, itu sama saja setidak berguna ini, jadi aku bertahan, aku mencoba memberitakukan diriku sendiri untuk bertahan sedikit lagi.

Tapi ketika aku berdiri dan akan berjalan untuk kembali ke dorm, aku melihat sosok yang aku tunggu dan aku merasakan kelegaan memenuhi tubuhku.

Sejak awal aku sudah berpikir bahwa semua hal yang terjadi diantara kami tidak pernah berjalan dengan mulus, tapi sejak awal juga aku tahu bahwa selalu akan muncul keberuntungan yang tidak sengaja yang akhirnya akan mempertemukan kami. Dengan keyakinan itulah aku terus membuang buang waktuku untuk menunggunya

Bahkan hanya melihatnya yang sedang bertingkah konyol menendang kaleng minuman, aku merasa bahagia merasuki diriku, aku tahu bahwa apa yang aku yakini adalah suatu kebenaran, dan itu selalu tercipta di saat saat putus asaku menunggu. Disaat saat itu, dia akan selalu muncul sebelum titik dimana aku akan menyerah



--

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang