K

7 4 0
                                    



Aku mengembalikan hp nya lagi begitu selesai memasukkan nomorku. Aku dapat melihat kegembiraan dalam pancaran matanya.

Saat aku melihat itu, ada hal lain yang terbesit dalam pikiranku. Kenapa aku?

"bagaimana aku harus memberi nama pada kontakmu?" tanyanya

"wanita putus asa sungai Han" jawabku dengan nada sambil lalu. tahu apa maksud dari pertanyaannya, tapi tidak ingin memberinya dengan mudah.

Aku melihat dia menatapku dengan pandangan kesal ketika mendengar jawabanku

"Hye Na, Kim Hye Na" aku akhirnya mengatakan namaku dan melihat kilatan dalam matanya sebelum dia langsung memasukkan namaku dalam kontaknya.

Beberapa saat kemudian aku mendengar nada panggilan pada hpku, dan melihat dia memang sedang memanggilku. Aku merogoh saku jaketku.

"kau bisa menyimpan nomorku dengan—"

"Park Jimin?" kataku menyelanya sambil mengangkat telponku dan menghadapkan layarnya ke wajahnya, menunjukkan tampilan layar yang menampilkan panggilan atas nama Park Jimin.

Saat aku melihat tampilan ekspresinya yang terkejut, aku tidak bisa menahan tawaku keluar sedikit. "atau aku perlu menggunakan inisial?" tanyaku lagi yang malah mendapatkan respon kerutan pada alisnya.

Sebagai informasi, ekspresinya justru semakin lucu dan menggemaskan, sampai aku tidak bisa menahan senyum. Dan segera masuk kedalam, meninggalkan dia yang masih berdiri diam ditempat.

Aku melihat keseluruhan tempat makan, dan memilih lokasi yang paling tidak mencolok kemudian duduk, tidak lama kemudian dia menyusul dan duduk di depanku dengan pandangan menilai padaku.

Sebelum kami sempat mengatakan apapun, pelayan datang untuk menanyakan pesanan. Begitu pelayan pergi, dia langsung menanyakan pertanyaan yang aku pikir sangat ingin dia ketahui saat ini

"sejak kapan?"

"sudah lumayan lama" jawabku seadanya

"kenapa tidak memberitahuku?"

"aku pikir kau mungkin tidak ingin dikenali, jadi aku tidak mengatakan apa apa"

"jika kau memberitahuku, hal hal ini akan lebih mudah"

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya, tahu benar apa yang dia maksud

Dan kemudian pelayan datang meletakkan pesanan kami, baru ketika dia sudah pergi, jimin melepas masker yang dia kenakan.

Pada saat ini, ketika aku melihat wajahnya secara langsung aku merasakan hal lainnya. Sejujurnya aku tidak pernah membayangkan pertemuan seperti ini begitu cepat.

Kepercayaannya padaku, apakah itu setimpal?

"sudah seperti ini, jadi mari saling lebih mengenal satu sama lain" katanya sambil mengangkat tangannya untuk aku jabat.

Kali ini, bukan hanya dari lengkungan dan tatapan matanya saja aku melihat senyumannya, sekarang aku langsung dapat melihat keseluruhan wajahnya ketika tersenyum.

Ada merasa keterkejutan dan ketidak pastian muncul tiba tiba dari hatiku





TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang