Y (Jimin P.O.V)

1 1 0
                                    



Saat dia sudah tenang dalam tangisannya, aku mencoba membuatnya merasa nyaman dengan memberikan apa yang setidaknya dia butuhkan. Dan aku tahu bahwa kenyamanan dan rasa aman adalah hal yang benar benar dia butuhkan saat ini. jadi itulah yang aku berikan, yang bisa aku berikan.

Bahkan saat aku melihat wajahnya untuk pertama kalinya pada malam itu, matanya yang masih berbekas air mata dan kesedihan yang bahkan lebih terlihat indah daripada sebelumnya, aku seperti mampu untuk memberikan segalanya yang dia inginkan, segalanya yang dia butuhkan.

Pada saat ini kami mengobrol banyak hal, setidaknya aku berbicara banyak hal dan dia hanya mendengarkan.

Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya dan tidak tahu apakah dia menjadi lebih baik ketika kami berpisah. Aku merasa masih tidak tega membiarkan dia pergi pada malam itu.

Melihat punggungnya yang pergi menjauh dariku, aku merasa ingin berlari dan memeluknya mengatakan bahwa apapun itu, semuanya akan menjadi lebih baik. Apapun itu, aku akan mencoba membantunya menjadi lebih baik.

--

Aku pergi ke dapur untuk membantu Hena noona meletakkan beberapa makanan dan cemilan, berniat untuk membantunya.

"noona bertengkar dengan yoongi hyung?" tanyaku karena dari tadi yoongi hyung hanya duduk di ruang tamu tanpa berniat melihat noona apalagi membantunya

"dia hanya merajuk, biarkan saja, sebentar lagi juga akan kembali normal" jawab noona sambil meletakkan buah terakhit ke dalam kulkas

Aku menatap yoongi hyung dan Hena noona bergantian. 

Memang, mereka berdua sering bertengkar, atau lebih tepatnya yoongi hyung sering merajuk dan Hena noona alih alih mencoba menenangkan yoongi hyung, noona hanya akan diam saja. Dan akhirnya selalu yoongi hyung yang kalah. 

Aku menggeleng gelengkan kepalaku dengan situasi mereka. yoongi hyung juga aneh, dia tahu bahwa dia yang akan kalah pada akhirnya, tapi kenapa selalu memakai metode merajuk. aku menduga bahwa hyung satu itu tidak punya cara lain selain itu, benar benar kasian.

"bagaimana denganmu? Berjalan lancar?"

Begitu aku mendengar pertanyaan noona, aku keluar dari pikiranku dan seketika itu juga aku menghembuskan nafas berat

"sepertinya tidak berjalan lancar, apa yang menjadi kendala? Mungkin aku bisa memberikan saran"

"...aku hanya bingung harus melakukan apa" jawabku

"bagaimana situasi terkininya?"

"aku tidak terlalu yakin, tapi sepertinya dia sedang berada dalam masalah yg sama denganku" jawabku dengan nada tidak yakin.

"masalah seperti apa persisnya?"

"dia sedang berada di kebuntuan dalam menghadapi situasi dengan seseorang, dan aku pikir itu adalah seseorang yang dia sukai paling tidak" tanpa bisa aku tahan lagi, aku menghela nafas dengan pasrah

"lalu apa yang akan kau lakukan?"

"itulah titik permasalahannya, aku tidak tahu" kataku dengan pasrah. "noona, apa yang harus aku lakukan...?"

"kau sepertinya benar benar menyukainnya"

"hem...aku benar benar menyukainnya"

"aku benar benar tidak bisa mengerti dengan seseorang yang mengalami cinta pada pandangan pertama, betapa tidak masuk akalnya itu"

"aku dapat mendengar nada sedikit menghina dalam kata kata noona"

"aku hanya berfikir bahwa beberapa otak manusia bekerja dengan sagat aneh. bagaimana bisa kau menyukai seseorang ketika kau hanya melihatnya untuk pertama kali?"

"itu karena pada saat itu terjadi, noona bahkan tidak bisa mengalihkan pandanganmu darinya, noona akan merasakan debaran yang tidak biasa, dan juga noona akan merasa bahwa dialah orangnya, dia adalah orang yang paling tepat, dia--"

"kau bisa menghentikannya sampai situ, semakin kau menjelaskannya semakin itu tidak masuk akal"

"itu karena noona tidak pernah mengalaminya, ketika noona pada momen itu, noona akan paham apa yang aku katakan"

"aku sepertinya tidak ingin mengalami hal aneh seperti itu"

"apapun itu, apakah noona tidak bisa membantuku? aku benar benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan"

--


TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang