Q

5 2 0
                                    



Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan

Aku melakukan itu sejak tadi bahkan sebelum aku berangkat menuju lokasi ini.

Aku terus melakukan itu karena aku merasa gugup, aku merasa gugup karena aku akan bertemu dengan jimin. dan aku lebih gugup lagi karena pada waktu ini ada banyak kesempatan dimana aku bisa memikirkan apa yang aku rasakan kepada jimin dan akhirnya aku memutuskan untuk mengikutinya bagaimana aku akan dibawa oleh waktu

Jadi lebih tepatnya, inilah yang membuatku gugup karena ini adalah pertemuan pertama ketika aku harus memutuskan perasaanku.

Keputusan itu tidak dibuat dengan tiba tiba atau dengan sembrono

Dan sebenarnya alasan utamanya karena ada pemicu

Pemicu dari orang yang tidak pernah aku duga duga, yaitu kakek kakek keras kepala dan kolot yang aku maki dengan banyak sumpah serapah beberapa minggu lalu karena menyulitkanku dalam mengadakan pameran tahunan.

Itu terjadi ketika aku melakukan ramah tamah karena beliau (panggilan itu berubah saat ini) menyetujui proposalku walaupun dengan aku mengoceh dari selatan ke barat.

Tapi intinya adalah, dalam topik pembicaraan kami aku kebetulan bertanya tentang salah satu lukisannya yang benar benar membuatku hanya bisa menatapnya dengan banyak luapan emosi yang bisa aku rasakan pada lukisan itu, tapi dalam waktu yang sama aku tidak bisa menguraikan emosi seperti apa yang aku terima.

Jadi aku menanyakan tentang lukisan itu, dan jawaban yang aku dapatkan tidak pernah membuatku seterkejut itu saat mendengarkannya.

Beliau mengatakan "setiap karya seni memiliki tujuan kenapa itu tercipta, entah itu untuk mengenang seseorang atau mungkin untuk menasehati orang lain. dan lukisan yang kau tanyakan adalah opsi yang kedua"

Sejujurnya, aku tahu tentang itu. Disetiap lukisan yang aku ciptakan juga mempunyai tujuan, yaitu untuk mengekspresikan diriku. Itu seperti cerita yang bisa dibaca orang lain tentang apa yang terjadi denganku dan apa yang aku pikirkan.

"menasehati? Tentang apa?"

"tentang cinta dan keberanian"

"cinta?" tanyaku dengan bingung karena aku tidak melihat itu dalam lukisannya, tapi itu jelas mengandung keberanian. Apakah itu berhubungan dengan keberanian dalam mempertahankan cinta, keberanian dalam melepaskan cinta atau keberanian untuk menggapainya?

"apakah kau tidak melihat emosinya?" tanya beliau menanggapi pertanyaanku

Aku mengerutkan alisku bingung apa yang sedang coba dia cari dengan menanyakan hal itu, jadi aku hanya asal menjawab "aku hanya merasakan kebencian dan kegelapan, dan...."

"dan?"

Ketika aku mulai menjabarkannya, aku baru menemukan apa yang terlewat olehku. Tapi masalahnya adalah aku ragu apakah itu benar "....dan keberanian untuk mencintai"

"lagi, keberanian untuk mencintai lagi" koreksi beliau

Ketika aku hanya diam, dia melanjutkan untuk bicara "setiap orang pernah merasakan rasa sakit untuk sebuah perasaan, entah itu rasa suka atau cinta. Dan masalahnya bukan terletak dimana seberapa besar rasa sakit yang menyebabkan kita terpuruk, tapi seberapa berani kita mencoba untuk berjuang keluar dari itu....segera raih kesempatan itu begitu muncul, kita tidak tahu berapa lama lagi kesempatan berikutnya akan datang, atau mungkin tidak pernah ada kesempatan berikutnya.... itulah yang ingin aku sampaikan"

Pada saat aku pulang, aku terus memikirkan kata kata itu dan dibarengi dengan menginggat lukisan beliau dan aku benar benar dapat merasakn keputusasaannya, bahkan ada pikiran selintas, apakah ini merupakan pengalam pribadi? karena emosi itu terasa begitu mendebarkan

Sejak itu, aku mencoba membebaskan diriku dan mencoba menerima. Dan jimin adalah kesempatan yang paling bisa aku katakan sebagai kesempatanku untuk naik dari jurang ini.

Dan saat keputusan itu dibuat, semua hal yang aku pikirkan tentang dia, semua hal yang dia lakukan untukku berarti lain dan akhirnya memberi kesan lain juga.

Jadi, itulah kenapa aku gugup sekarang. Aku gugup bertemu dengannya karena itu akan mengubah secara drastis bagaimana masa depan hidupku. Jadi aku patut untuk gugup.

jangan menertawakan tindakan plin planku, itu adalah bentuk kedewasaanku...walaupun aku sudah dewasa sekarang....



--

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang