I

11 4 0
                                    



Aku mendengus dengan jengkel sebelum menendang kaleng sojuku yang kosong dengan kesal.

"kau harusnya membuangnya ke tong sampah, bukan menendangnya sembarangan"

Aku seketika menoleh ketika mendengar suara, ketika aku melihat siapa itu aku lebih kaget lagi.

Aku bahkan menghela nafas ketika tahu siapa orang itu

"kau sepertinya tidak senang melihatku?" tanya dia ketika melihat muka kusutku yang lebih kusut lagi ketika melihatnya

"tidak juga" jawabku samar samar

Sejujurnya aku lebih ketidak mood untuk memikirkan hal lainnya, dan ketika aku melihatnya masalah lain yang sudah berada di ujung terlintas lagi dan akhirnya menambah beban pikiran.

"boleh minta satu?" tanyanya sambil melihat kantong kresek yang berisi beberapa kaleng soju lainnya

Aku mengambil satu dan mengulurkannya "kau sepertinya juga dalam suasana hati yang tidak baik" kataku

"hem, seseorang membuatku frustasi karena dia tidak pernah menghubungiku"

Aku mendengus ketika mendengarnya, tahu bahwa siapa yang dia maksud.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung berdiri dengan jengkel. Aku sedang tidak ingin mengurusi hal lainnya lagi. Jadi daripada aku lebih merasa pusing, lebih baik aku pergi saja

Tapi bahkan sebelum aku melangkah untuk pergi, aku merasakan tanganku ditahan olehnya.

"aku tidak akan mengungkitnya lagi, jadi mari duduk dan mengobrol sebentar" katanya mencoba menahanku untuk tidak pergi "kau sepertinya perlu teman bicara" tambahnya

Aku berpikir bahwa selama dia tidak mengungkit ungkit hal itu lagi, itu akan lebih baik. Jadi aku kembali duduk di tempatku

"kau terlihat benar benar frustasi, ada masalah dikantor?"

Aku hanya menghela nafas berat sebagai tanggapan

"sepertinya benar benar tidak berjalan dengan baik, apa itu?"

"aku hanya bertemu klien yang menyebalkan" kataku benar benar dengan keluhan "Kenapa mereka sangat kolot sekali untuk masalah seperti ini? mereka seharusnya berpikiran maju, tidak seperti pikiran mereka yang sudah tidak berkembang lagi! Apakah mereka tahu itu akan merugikan orang lain? heh, aku pikir mereka jelas jelas melakukannya dengan sengaja. Dasar perkumpulan orang tua yang sisa umurnya terlalu pendek daripada panjang diameter otaknya!!"

Begitu aku menyelesaikan keluhanku dan sumpah serapahku, aku menyadari bahwa kata kataku terlalu kasar untuk di dengar orang yang tidak begitu aku kenal

"maaf, sepertinya filter di otakku sedang bermasalah" kataku dengan usaha untuk membenarkan ucapanku yang terlalu kasar

Aku menoleh dan melihat dia menatapku, aku merasa tatapannya lebih aku rasakan ketika dia memakai masker dan topi seperti biasanya "jangan khawatir, aku tidak mendengar apapun"

Ketika aku mendengarnya, aku tertegun sebentar sebelum tertawa yang kemudian diikuti olehnya. Kami saling menertawakan perkataan satu sama lain sampai aku merasa lega.

"rasanya enak sekali bisa tertawa. Aku pikir aku sudah lama tidak merasa begitu lega. Terima kasih"

"bukannya setidaknya kau harus mentraktirku sebagai tanda terima kasih? Aku punya waktu luang malam ini, bagaimana?"

Aku diam sebentar, memikirkan pro dan kontra.

Aku merasa bahwa sudah waktunya aku mencoba terbuka dengan orang lain. aku tidak bisa terus terpaku dengan satu orang dan merasa terus terluka. Aku harus maju.

Jadi aku menyetujui ajakannya "tentu"

Aku tidak tahu apakah pilihanku tepat untuk mulai terbuka dengan orang ini. aku berpikir bahwa orang ini akan menjadi pilihan paling buruk untuk aku coba. Tapi masalahnya adalah hanya dengan orang ini aku merasa paling rileks daripada laki laki lainnya.

Aku tidak tahu untuk alasan apa itu...   




TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang