Aku mengerutkan alisku ketika mendengar nada panggilan telepon yang membangunkanku.
Aku membuka mataku dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul 5 pagi. Siapa yang memanggil pada pukul ini!? apakah dia tidak punya rasa kemanusiaan?! orang lain pada jam segini ada yang baru tidur!!
Aku mengomel dalam usahaku untuk meraih telpon, dan ketika aku melihat nama yang tertera pada layar, itu semakin membuatku jengkel.
Salah satu orang yang ingin aku hindari, jimin.
Jadi, tanpa mempertimbangkan banyak hal dan waktu yang lama, aku langsung mematikan panggilan itu dan kemudian mengaktifkan mode getar pada telfonku, untuk tidak mengganggu tidurku
Aku tidak tahu berapa menit setelah panggilan yang mengganggu itu yang sudah aku selesaikan. Aku mendengar bel apartemenku dibunyikan.
Aku menarik bantal dan menutupi kepalaku untuk mengurangi suara yang bising itu. Aku benar benar butuh tidur, siapapun itu, tolong datang pada waktu yang pantas lagi!
Aku tidak tahu pada suara bel yang keberapa yang akhirnya membuatku melempar bantal dan bangun dari kasur.
Begitu aku keluar dari kamar dan melihat pada layar monitor, seorang pria yang mengenakan topi begitu rendah sehingga aku hanya dapat melihat bentuk rahangnya dan bibirnya saja tapi masih dapat mengenali bahwa itu sudah pasti adalah pelaku yang sama yang memanggilku tadi.
Jadi ketika aku membuka pintu, hanya ada kejutekan dan amarah dalam suaraku "ada apa?"
Alih alih tersinggung atau marah dengan nada suaraku, aku malah melihat dia tersenyum kecil.
"kau tidak mempersilahkan aku masuk?" tanyanya
Seketika aku menjawab dengan jutek "tidak, silahkan datang kembali nan—"
Sebelum aku dapat menyelesaikan ucapanku, aku di dorong ke belakang sehingga dia mempunyai jalan untuk masuk ke dalam apartemenku. Begitu dia masuk, segera dia menutup pintu untuk memblokir kami dari dunia luar
"apa yang sedang kau lakuk—"
Bahkan sebelum aku menyelesaikan ucapanku lagi, tiba tiba dia memelukku.
Aku benar benar kaget ketika pandanganku tiba tiba terhalang dan aku mencium begitu jelas parfumnya yang bercampur dengan aroma maskulinitas pada dirinya. Aku terdiam kaku, sebelum aku berusaha mendorongnya untuk pergi.
Tapi yang terjadi adalah dia semakin mengeratkan pelukannya, yang semakin makin membuatku jengkel setengah mati, apa yang sebenarnya sedang dia coba lakukan?
"lepaskan aku sebelum aku bertindak kasar" kataku memperingatkannya
Aku tidak tahu apa maksud dari tingkahnya yang tiba tiba ini. ini baru 3 hari setelah pertemuan itu, sejujurnya aku berusaha mati matian menghindari pesan dan panggilannya.
Aku hanya mengangkat 2 panggilan dari puluhan panggilan yang dia buat selama waktu itu, dan itu pun terpaksa ketika aku sudah tidak tahan dengan telfonku yang terus berbunyi padahal aku menunggu panggilan atau pesan penting.
"biarkan aku memelukmu sebentar lagi, mungkin aku tidak bisa melakukannya dalam waktu dekat" katanya masih memelukku
"aku akan memastikan kau tidak akan bisa melakukannya lagi jika kau memelukku sedetik lagi" ancamku, kesabaranku benar benar habis
"kau begitu jahat, sebentar lagi aku harus pergi ke bandara untuk perjalanan keluar negeri. Mungkin butuh waktu lama aku pulang, jadi biarkan aku memelukmu sebentar lagi"
Bahkan ketika aku mendengarnya, aku tidak peduli, kenapa juga aku peduli. Dia bukan siapapun. Jadi aku masih kukuh dengan pendirianku "lepaskan"
Mungkin karena dia mendengar nada suaraku yang semakin mengerikan, dia akhirnya melepaskanku.
"kau begitu keras kepala, yang membuatku lebih menyukaimu"
Aku mengerutkan alisku ketika mendengar pernyataannya. Aku sangat tidak bisa mengerti jalan pikirannya. Apakah dia tidak bisa melihatku saat ini sedang marah? apa dia tidak melihat asap yang sudah keluar dari kepalaku?
"sikapmu yang seperti ini akan lebih membuatku tenang jika aku perlu pergi ke luar negeri lama" katanya lagi menambahkan
"berhentilah bicara seperti itu" kataku dalam sela sela gigiku
Dalam kemarahanku atas kelancangannya, aku dapat melihat dia tersenyum menatapku.
"ok, aku tidak akan menggodamu lagi. Aku akan pergi, tunggu aku kembali"
Sebelum aku bisa merasa lega ketika mendengar itu, aku kaget ketika merasakan dia mencium bibirku dengan cepat dan sebentar.
Begitu dia menjauhkan wajahnya ketika selesai mencium bibirku sedetik, aku dapat melihat senyum jailnya sebelum dia membuka pintu untuk pergi.
Dalam seluruh hal itu yang berlangsung begitu cepat, aku hanya bisa berdiri diam ditempat karena kaget.
Begitu aku sadar, aku menarik nafas panjang untuk menenangkan amarahku yang tidak bisa aku lampiaskan.
aku tidak tahu apa yang memicunya akhir akhir ini. jelas bahwa aku sudah memberi sinyal bahwa aku tidak tertarik dengannya, tapi itu malah membuatnya semakin menjadi jadi
Aku marah atas kelancangannya
Aku benci atas keberaniannya
Dan aku merasa dirugikan dengan keberadaanya yang terus menggangguku
Siapapun tolong, seret dia untuk menjauhiku.
Aku benar benar menyesal menerima inisiatifnya beberapa hari yang lalu. Apakah sudah terlambat untuk mengubahnya?
--

KAMU SEDANG MEMBACA
TRY
Romanceketika mencoba adalah sesuatu hal yang harus kamu lakukan ketika kamu gagal dalam apapun. setidaknya itu yang aku tahu setelah aku melakukannya. seperi apa kamu dimasa depan atau dengan siapa kamu hanya kamu yang dapat memutuskannya jika kamu takut...