Aku dapat melihat kekagetan dalam pandangannya ketika melihat kami berdua tepat berada di depan pintu.
Perempuan itu memandang kami sebentar dan sepertinya membaca situasi yang sedang terjadi. Dan itu semakin membuatku malu.
"Hye Na-sii?"
Aku segera memandang perempuan itu dengan tatapan kaget karena dia tahu namaku. Sudah tidak perluh di pertanyakan siapa pelaku yang memberitahunya.
Karena kesopanan, aku menganggukkan kepalaku ringan sebagai tanggapan.
"maaf sebelumnya, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. sebenarnya makan malam ini juga diputuskan pada menit terakhir, jadi mungkin jimin tidak punya waktu untuk memberitahumu. Jadi maaf jika kau jadi berada di situasi yang tidak nyaman seperti ini. kalian makan malam berdua saja tidak apa apa, kami bisa mengerti, lagipula jimin sudah membuat janji duluan denganmu" kata perempuan itu dengan nada dan ekspresi yang menenangkan tapi malah membuatku semakin merasa tidak enak.
Aku mencerna perkataannya sebentar sambil melihat jimin dari sudut mataku yang masih berdiri di tempat yang sama dengan tenang. jelas tidak ingin mengatakan atau memberikan respon apapun.
Lebih dari apapun, perkataan perempuan itu justru semakin membuatku tidak enak untuk pergi. aku melihat wajah perempuan itu yang lembut dan bijaksana, kemudian espresi jimin yang menenangkan tapi juga masih terlihat kecewa. Ekspresi mereka berdua yang berbeda tapi pada akhirnya memberikan efek yang sama padaku, yang akhirnya membuatku menyerah dan aku juga merasa bahwa aku egois jika aku memilih untuk pergi. dan akhirnya secara tidak langsung akan menyeret jimin untuk mengikutiku, walaupun itu bukan keinginnanku.
"tidak perlu merasa tidak enak, kami orang orang yang berkepala dingin. Jangan merasa sungkan" Mungkin karena melihat ekspresiku yang terkesan tidak enak, perempuan itu memperjelas lagi maksudnya.
Aku mengerutkan alisku sebelum menanggapi ucapannya "aku tidak memiliki maksud apapun, hanya merasa takut kalau suasananya menjadi canggung dengan aku ikut, karena kami bahkan tidak mengenal satu sama lain"
"itu tidak akan terjadi, kami semua nyaman dengan kau ikut. Aku merasa lebih bahagia jika kau ikut bergabung, aku tidak merasa sendirian"
Aku dapat benar benar melihat bahwa dia bahagia dengan jika aku ikut.
Dengan keputusanku itu, kemarahan yang awalnya muncul sudah digantikan dengan kegugupan dengan bertemu banyak orang baru.
Kesibukanku untuk menenangkan diri ini sampai aku tidak memperhatikan jimin yang ada di belakangku sedang tersenyum dengan senyum yang aneh.
--

KAMU SEDANG MEMBACA
TRY
Roman d'amourketika mencoba adalah sesuatu hal yang harus kamu lakukan ketika kamu gagal dalam apapun. setidaknya itu yang aku tahu setelah aku melakukannya. seperi apa kamu dimasa depan atau dengan siapa kamu hanya kamu yang dapat memutuskannya jika kamu takut...