W (Jimin P.O.V)

3 1 0
                                    



Saat pertemuan kami yang tidak disengaja untuk kedua kalinya itu membuatku benar benar menyadari bahwa ternyata takdir yang membawaku ke jalan itu, takdir yang sedang mengarahkanku sampai ke titik ini.

Jadi saat pertemuan tidak sengaja itu yang topiku menghantam dia, dan begitu aku mengenali wajahnya, aku sudah tidak bisa menghentikan senyumku lagi

Aku bersyukur bahwa aku mengenakan masker, karena jika dia melihatku tersenyum begitu lebar pada saat itu, itu akan terlihat aneh dan mencurigakan. Aku tidak tahu bahwa aku sudah dianggap seperti itu.

Sejujurnya pada saat itu aku ingin mengobrol banyak, tapi tidak ada topik apapun yang dapat aku angkat dan sepertinya dia buru buru untuk pergi. jadi, bahkan ketika dia sudah pergi, aku masih berdiri di tempat dan memandangnya yang berjalan menjauh. Tidak tega untuk mengalihkan pandanganku darinya.

Sejak itu, aku lebih memikirkan bagaimana untuk mengenalnya, bagaimana untuk bertemu dengannya lagi. jadi aku lebih sering datang ke sungai han bahkan lebih banyak dari namjoon hyung yang menyukai tempat itu.

Bisa dikatakan setiap ada kesempatan, aku akan pergi kesana, mencoba keberuntungan ku.

Dengan banyak percobaan, akhirnya tiba pada pertemuan ketiga ku yang tidak bisa aku katakan sebagai kebetulan, lebih kepada hasil dari usahaku untuk bertemu dengannya.

Jadi ketika aku melihatnya hanya duduk tanpa melakukan apapun, aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan menyapanya.

"kita bertemu lagi" saat aku mengatakan itu dan melihatnya menoleh untuk melihatku dan melihat ekspresinya yang binggung, jelas tidak mengenaliku. tapi aku cukup dapat memahaminya. 

Sejujurnya pertemuan yang dia anggap pertama kali tidak menimbulkan peristiwa besar hingga dia perluh untuk mengingat ingatnya.

Dan lebih lagi, aku hanya dianggap sebagai seseorang yang lewat yang tidak perlu dia kenal, sangat berbeda dengan situasiku.

Jadi, ketika dia bertanya siapa aku, aku sudah tidak terkejut lagi

Tapi yang tidak aku sangka adalah, ketika aku mengingatkannya tentang insiden tempo hari untuk mencoba membuatnya lebih ingat, seketika itu juga dia menjaga jarak yang sejujurnya lumayan lebar.

Tiba tiba aku tidak tahu apa yang terjadi, kenapa dia melakukan itu?

Apakah aku sudah dicap sebagai orang aneh pada tempo hari?

Jika seperti itu, seharusnya aku melangkah lebih banyak pada saat itu. Lagi pula apa bedanya jika kau sudah dianggap aneh?

--




TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang