Aku membuka mataku dalam keadaan masih setengah sadar.
Hal pertama yang aku lakukan setelah bangun adalah mengecek sekarang jam berapa. Bukan dengan alasan apapun, aku hanya ingin memeriksa jam berapa saat ini di korea.
Tapi ketika aku melihat layar hpku, ada notifikasi pesan dari Hye na yang langsung membuatku bangun dan sadar seketika.
–kau disana?--
Begitu melihat pesan itu, seketika itu juga aku langsung menghubunginya. Tapi saat aku mencoba menghubunginya hanya ada panggilan yang tidak diangkat, jadi aku tidak mencoba menghubunginya lagi karena tahu mungkin dia sedang sibuk. Ada banyak hal yang perlu diurus dengan pameran yang sebentar lagi akan mulai.
Dalam 1 bulan ini, inisiatifnya untuk mencariku mungkin sangat jarang, tapi aku memaklumi dan aku merasa lega bahwa setidaknya dia memiliki inisiatif itu. Aku tidak pernah mendesaknya hingga melewati batas kesabarannya. Jadi setidaknya dia sudah tidak mengabaikanku lagi seperti terakhir kali.
Begitu pekerjaan disini selesai, aku berencana untuk mengakhiri segalanya. Lagi pula dia juga sudah tahu niat awalku sejak awal. Jadi aku hanya akan menyelesaikannya sekaligus.
–
"Bagaimana persiapan pemerannya?" tanyaku padanya dalam obrolan kami
Beberapa jam setelah aku mencoba menghubunginya, dia menghubungiku dan terjadilah obrolan panjang di antara kami di tengah tengah makan siangku dengan para member.
Begitu aku mendengar nada panggilan pada telfonku dan melihat namanya, aku segera pergi membawa piring makanku kedalam kamar untuk menyelesaikannya.
Pada saat aku pergi aku masih mendengar pertanyaan Hoseok hyung "kau akan pergi kemana?"
Tapi aku tidak berniat untuk menjawabnya atau mungkin tidak perlu karena yoongi hyung sudah menyelannya "dia sedang mendapatkan panggilan penting, biarkan saja"
"Siapa memangnya hyung"
"Siapa lagi yang bisa membuatnya begitu bersemangat seperti itu"
Sekarang semua member sudah tahu bahwa aku sedang mengejar seseorang, walaupun tidak ada yang tahi siapa itu dan bagaimana situasi yang terjadi padaku saat ini.
"Ada beberapa sandungan, tapi semuanya baik baik saja" jawab Hye na dari ujung sana
"Aku akan menyempatkan untuk datang, lagi pula aku sudah ada di korea saat pamerannya di buka"
"Kau tidak perlu datang, lagi pula tidak ada perbedaan antara kau datang atau tidak"
"Aku tidak datang untuk melihat pamerannya, aku datang untuk melihatmu"
"..."
Aku dapat mendengar keheningan dari seberang ketika aku mengatakan itu. Aku tahu dia sedang bingung akan merespon seperti apa. Dia selalu seperti itu, ini tidak terjadi satu dua kali saja. Dan dalam keadaan ini, selalu aku yang akhirnya memecah kecanggungan. Aku tidak ingin begitu memaksanya lagi, "O ya, kenapa menghubungiku, ada masalah?"
"Tidak ada, hanya perlu teman bicara saja"
"Senang mendengarnya"
"Aku terkadang sedikit menyesal menelponmu"
"Kenapa?"
"Entah, mungkin karena dengan menelponmu aku memberi kesempatan lebih besar? Atau mungkin hanya karena aku tidak begitu senang kau merasa bahagia karena berfikir bahwa aku mencarimu? Atau mungkin alasan lain yang tidak ada hubungannya dengan itu? Aku tidak tahu pasti karena apa"
Aku hanya merasa lebih bahagia mendengarnya mengatakan itu. Dengan dia mengatakan itu, itu tanda dia lebih terbuka denganku dan alasannya adalah karena dia merasa nyaman melakukan itu
"Bahkan saat ini pun aku tahu bahwa kau sedang merasa lebih bahagia. Ada apa dengan ku sebenarnya?" katanya ketika mendengarku hanya diam saja
"Jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab"
"Apa yang perlu dipertanggung jawabkan! Berhentilah mengatakan sesuatu yang aneh!"
"Hahahaha"
Aku bahagia saat ini, aku bahagia bisa melakukan obrolan menyenangkan dengannya, aku bahagia bisa membicarakan hal acak yang tidak penting dengannya, dan aku bahagia bahwa pada saat ini aku dapat bahagia karena alsannya adalah 'dia.'
--

KAMU SEDANG MEMBACA
TRY
Romansaketika mencoba adalah sesuatu hal yang harus kamu lakukan ketika kamu gagal dalam apapun. setidaknya itu yang aku tahu setelah aku melakukannya. seperi apa kamu dimasa depan atau dengan siapa kamu hanya kamu yang dapat memutuskannya jika kamu takut...