S

8 2 0
                                    



Aku tidak bisa melakukan apapun bahkan ketika dia menyeretku ke salah satu bilik, karena aku masih kaget dan tidak bisa memahami apa tujuannya.

Tapi begitu kami sampai di depan salah satu pintu bilik dan akan masuk, aku tersadar dan langsung melepaskan tangganya yang menarikku

"berapa orang lebih tepatnya?" kataku dengan suara yang sudah jengkel, aku tidak bisa lagi mengendalikannya

"semua member, maaf sebelumnya tidak memberitahu dulu. Aku yakin kau akan menolaknya jika aku beritahu dulu"

Aku mendengus mendengar alasanya "jelas aku akan menolak, aku tidak mengenal mereka dan begitupun sebaliknya. dan aku juga tidak merasa perlu melakukan itu saat ini" kataku dengan intonasi yang benar benar marah

Aku tidak menyukai kesewenang wenangannya. Siapa dia untuk mengambil segala keputusan tanpa bicara apapun padaku?

Jadi, dalam kemarahanku, tanpa berkata apapun aku berbalik dan akan pergi. tapi tentu saja, jimin menahan lenganku. Tidak akan membuatku pergi dengan mudah.

"aku benar benar minta maaf, hal hal seperti ini tidak akan terjadi lagi dimasa depan. Aku paham kenapa kau marah, kau berhak marah. jadi bisa kita tetap makan malam"

aku langsung mengerutkan alisku begitu mendengar kalimat terakhir

mungkin karena melihat ketidak senanganku, dia langsung menambahkan maksudnya

"hanya kita berdua, seperti yang aku katakan. Kita bisa ke tempat lain. apa yang ingin kamu makan?" katanya dengan nada yang lembut

Aku masih diam tidak menanggapi pertanyaanya. Sejujurnya aku sudah merasa tidak mood untuk makan, lebih tepatnya tidak mood untuk makan dengannya lagi

"aku akan pulang" kataku

"ok, aku akan mengantarkanmu" katanya dengan enggan. Aku tahu, karena aku dapat mendengar kekecewaan dalam suaranya. Tapi mungkin karena dia melihat ekspresiku yang tidak semakin baik, dia mencoba berkompromi

dia memang harus berkompromi, dia yang salah dalam kasus ini.

Itu baik ketika dia masih bisa membaca situasinya. Itu akan membuatku semakin jengkel ketika dia memaksa. 

Dan lagi, bagaimana bisa aku memaksanya untuk makan bersamaku ketika dia sudah membuat janji untuk makan dengan orang orang yang ada di dalam, aku akan merasa tidak enak dengan mereka.

Tapi masalahnya adalah bukan terletak di jimin, tapi pada seseorang yang tiba tiba keluar dari pintu yang seharusnya kami masuki, dan itu adalah perempuan yang tadi

Perempuan itu yang pada akhirnya membuatku merasa lebih tidak enak untuk pulang.



--

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang