F

9 3 0
                                    



Aku menatap potret itu dengan ketidak percayaan.

Lebih lebih lagi, apa yang terlintas di pikiranku lebih tidak bisa aku percayai.

Apakah yang aku lihat benar benar adalah yang terpikirkan olehku saat ini? ini sangat tidak mungkin, tapi.... mata itu benar benar adalah milik orang yang sama.

Aku yang sudah terlalu lama berkecimpung dalam dunia melukis, akan lebih peka terhadap detail kecil.

Jadi, harusnya mata pria sungai Han itu sekarang berubah menjadi mata seorang Park Jimin BTS? apakah itu sebuah lelucon?

Aku terhuyung sebentar sebelum aku dapat menyeimbangkan tubuhku karena aku memegang dinding sebagai penyangga.

"eonnie tidak apa apa?" tanya salah satu juniorku di perusahaan, yang kebetulan sebagai pelakunya yang mempunyai foto Park Jimin seukuran 6R yang dipajang di meja kerjanya.

"tidak apa apa, lanjutkan pekerjaanmu" kataku sambil kemudian menyeret diriku untuk kembali ke kantorku.

Begitu aku duduk di meja kantorku, dengan panik aku masuk ke situs pencarian dan mencari informasi tentang Park Jimin itu. Lebih tepatnya mencari fotonya yang terlihat dari berbagai sudut.

Dan begitu aku menemukannya, itu semakin meyakinkanku. Yang itu malah membuatku sakit kepala, jadi aku menopang kepalaku dengan kedua tangan di atas meja kerjaku.

Ketika banyak hal terlintas di kepalaku, tiba tiba aku mengangkat kepalaku.

Lalu bagaimana jika aku bertemu dengannya? Itu bukan hal yang besar bagiku dan bukan hal yang tidak mungkin tidak dilakukan seorang artis. dia juga manusia, jadi wajar jika terkadang dia jalan jalan

Ya, itu hal yang wajar. Lalu kenapa aku merasa panik dan tidak menentu saat ini?

Aku merasa panik karena sepertinya.....sepertinya dia......seorang Park Jimin sepertinya......

Aku merasa lebih frustasi karena bahkan tidak bisa mengatakan hal itu pada diriku sendiri karena itu terasa aneh dan tidak mungkin. Tapi aku dapat menemukan tanda tandanya.

aku bukanlah seseorang yang polos dan tidak tahu apa apa. Aku seorang gadis yang tumbuh remaja sampai sekarang yang dikelilingi para pengagum, aku lebih peka dengan hal hal seperti ini.

ok, aku akan memberi alasan kenapa aku berfikir hal seperti itu.

Pada pertemuan kedua ketika dia datang untuk menyapa dan beralasan untuk mengucapkan maaf dan terimakasih oleh insiden topi sebelumnya, jelas alasan itu dibuat buat.

Kenapa begitu?

Itu hal yang tidak perlu dan tidak penting untuk dikatakan kepada orang asing yang tidak sengaja bertemu, seberapa baik sifat orang itu, itu tidak mungkin dilakukan. Dan lebih daripada itu, dengan statusnya sebagai seorang artis, harusnya dia lebih berhati hati, apalagi dengan seorang perempuan.

Kemudian, pada pertemuan kedua ketika aku menangis. Dia tidak peluh seperhatian dan seperduli itu.

Jaket, topi, menungguku, minuman makanan, hot pack. Hal hal itu tidak akan dilakukan oleh orang asing. Mungkin dia adalah tipe orang yang peduli, tapi jelas semuanya itu adalah lebih dari kepedulian.

Ketika aku menjabarkan semua itu, aku ingin membenturkan kepalaku kemeja karena itu benar benar mungkin yang terjadi. 




TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang