HH (Jimin P.O.V)

1 1 0
                                    



Saat kami sudah menyebutkan nama masing masing, semua hal selanjutnya berjalan mengalir begitu lancar. Kami membicarakan satu sama lain begitu terbuka.

Aku akhirnya tahu siapa orang yang selalu aku tunggu dan aku nantikan tiap malam

Aku tahu siapa namanya. Dan tidak hanya namanya saja, aku bahkan tahu sedikit tentang hidupnya. Dengan itu, setidaknya dengan ketersediaan dia membuka diri tentang kehidupannya, itu bisa dikatakan dia menerimaku kan, menerimaku bahkan ketika dia sudah tahu siapa aku.

Aku tidak tahu kenapa dia melakukan itu, apa alasan yang menyebabkan dia memutuskan itu. Tapi masalahnya adalah aku tidak peduli alasan apapun. Semua alasan dapat dia ambil asalkan dia membiarkan diriku untuk mendekatinya. Mendekatinya sebagai seorang laki laki biasa yang tertarik dengan lawan jenis

--

Setelah aku mengantarkannya kembali dengan alasan ini sudah larut padahal aku hanya ingin tahu tempat tinggalnya yang memang seperti katanya, dekat dengan sungai Han.

Bahkan ketika dia sudah masuk kedalam gedung apartemennya, aku masih berdiri di tempat yang sama, menyaksikan tempat terakhir aku melihatnya.

Dan bahkan setelah aku cukup untuk melihat, aku tidak langsung pulang. Aku kembali ke sungai Han dan duduk disana lama.

Aku sedang memerlukan tempat untuk memikirkan banyak hal. Rencana masa depan untuk membuat dia tidak akan menolakku, tidak bisa menolakku.

Begitu aku melihat matahari mulai naik dan menyadari bahwa ini sudah hampir jam 6, aku baru mulai pergi dari tempat itu. Tapi alih alih kembali ke dorm, aku punya tujuan lain yang terpikirkan. Jadi aku menghentikan taksi dan menuju kesana. ke tempat seseorang yang selalu bisa menjadi pendengar yang baik.



--

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang