NN (Jimin P.O.V)

1 1 0
                                    



Ketika aku berhasil membawanya atau lebih tepatnya menyeretnya menuju bilik tempat kami makan, dia tiba tiba menahan lenganku dan kami berhenti tepat di depan bilik

"Berapa orang lebih tepatnya?"

Ketika aku melihatnya dan mendengar pertanyaanya dengan nada jengkel yang tidak bisa disembunyikannya lagi atau memang tidak berniat untuk dia sembunyikan, tahu dengan jelas apa alasanya. Itu membuatku tidak ingin berbohong atau menyembunyikannya lagi.

Jika aku hanya mengatakan beberapa member saja, dia memang mungkin akan sedikit berbelas kasihan denganku dan akhirnya setuju untuk masuk dan makan dengan kami. Tapi jika aku berbohong lagi dan membuatnya lebih jengkel, itu akan memperburuk hubungan kami, walaupun saat ini memang sudah buruk. Tapi seperti sejak awal, aku sedikit memahami temperamen nya, aku tahu dimana aku harus berhenti agar tidak melewati garis batas.

"Semua member, maaf sebelumnya tidak memberitahu dulu. Aku yakin kau akan menolaknya jika aku beritahu dulu"

"Jelas aku akan menolak, aku tidak mengenal mereka dan begitupun sebaliknya. Dan aku juga tidak merasa perlu melakukannya saat ini"

Saat aku mendengarnya, aku tahu bahwa dia benar benar marah. Saat ini aku yakin bahwa dia tidak akan mau masuk apalagi makan dengan kami, jadi aku sudah pasrah dan tidak memaksanya lagi. Wajar jika dia marah, aku tahu penyebabnya dan alasanya sangat jelas.

"Aku benar benar minta maaf, hal hal seperti ini tidak akan terjadi lagi dimasa depan. Aku paham kenapa kau marah, kau berhak marah. Jadi bisa kita tetap makan malam" ketika aku mengatakan itu dan melihat dia mengerutkan alisnya begitu dalam, aku tahu bahwa dia salah paham dengan maksudku, jadi aku buru buru menjelaskannya "hanya kita berdua, seperti yang aku katakan. Kita bisa ketempat lain jikau kau mau. Apa yang ingin kau makan?"

Dia menatapku sebentar sebelum menghembuskan nafas "aku akan pulang" katanya dengan nada tidak peduli dengan apapun

Ketika aku mendengarnya aku tahu bahwa aku tidak punya pilihan lagi selain mengikuti apa yang dia inginkan. Saat ini bukan waktunya lagi untuk memaksanya melakukan apapun.

"Ok, aku akan mengantarkanmu"

Setidaknya aku harus mensyukuri nya, setidaknya dia membiarkanku mengantarkannya pulang. Aku sudah lebih dari bersyukur dengan itu. Semua ini juga kesalahanku, kepada siapa aku harus menyalahkan.

Tapi ketika kami akan pergi, penyelamatku datang dan membantu menyelesaikan permasalahanku.

Henna noona keluar dari pintu dan memandang kami berdua dengan kaget, atau aku perlu mengatakan bahwa dia pura pura kaget, karena aku mengenal noona dengan baik.

Dengan kemunculannya, aku tahu dengan pasti bahwa noona mencoba menyelematkan. Dia datang menyelamatkanku.


--

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang