Spesial part bagi kalian yg penasaran dgn siapa sih sosok Rebecca itu?
Cuss langsung baca ajaa 💟
–oOo–
Kala itu, seorang gadis cantik dan manis duduk di kursi taman belakang kampus, menunggu seseorang yang telah membuat janji. Gadis itu tampak sangat cantik saat angin meniup wajah blasterannya. Masih sabar menunggu walau sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu.
"Hai, sayang?"
Gadis itu segera menoleh saat suara baritone yang amat berat itu menginterupsi rungunya. Gadis itu melempar senyuman manis yang menjadi kesukaan si pria.
"Ray?" namun, nadanya jenuh. Mungkin karena terlalu lama menunggu.
Tak lama pemuda itu duduk di sebelah sang gadis seraya menyampirkan tangannya pada bahu si gadis.
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama."
"Tidak apa. Boleh kita pergi sekarang atau kau masih ingin membuatku mati kebosanan di sini?"
"Tidak, tidak, oke, kita pergi sekarang," final Raynold menggenggam tangan kekasihnya dan menuntun pergi dari tempat itu menuju tempat lain.
Keduanya sampai pada sebuah bangunan besar nan mewah. Cat putih gading yang melapisi dinding rumah terlihat elegan dengan tanaman bunga di sekelilingnya. Tak berselang lama, kedua anak muda itu masuk ke dalam rumah. Mereka disambut oleh beberapa orang di sana. Dengan senyuman manis dan tulus, membuat gadis yang Raynold genggam tangannya merasa canggung dan segan.
Sesuatu yang sangat amat ia dambakan selama ini. Menjadi menantu dari keluarga Devaputra. Menjadi istri dari seorang Raynold Julio Devaputra yang tampannya luar biasa.
Rebecca menghela napas, ia menyematkan bibirnya untuk menghilangkan gugup. Namun, jemari Raynold yang mengisi ruang jemarinya sukses menenangkannya. Raynold juga menenangkan Rebecca dari tatapannya yang teduh. Mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Alhasil, Rebecca lebih merasa lega dan mengembangkan senyumannya seraya melangkah menghampiri keluarga Devaputra. Yang terdiri dari Tuan dan Nyonya Devaputra beserta sang Kakek yang terlihat sudah sangat tua.
"Selamat datang, Nak," ucap Nyonya Devaputra dengan sangat lembut. Bibirnya yang membentuk kurva begitu manis untuk menyambut Rebecca yang sebentar lagi akan menjadi menantu rumah itu. Juga, Nyonya Devaputra merentangkan tangannya yang disambut hangat oleh Rebecca untuk memeluk.
Rebecca tahu bahwa Ibu dari kekasihnya itu adalah wanita yang baik dan sangat lembut, begitupun dengan Tuan Devaputra. Yang sangat tegas, berwibawa, dan juga sangat baik. Itu sebabnya keturunan mereka juga sangat baik, lembut, dan manis.
* * *
"Apa ini bagus? Lihat, Ray! Sangat bagus, bukan?"
"Iya. Tapi, kau yakin melanjutkan karirmu? Kita sudah menikah, seharusnya kau tidak melanjutkannya. Aku akan mewarisi seluruh kekayaan keluargaku, jadi kau tidak perlu bekerja karena semua kebutuhanmu akan aku penuhi," sahut Raynold panjang lebar.
Rebecca yang tadinya tersenyum lebar dengan gaun-gaun indah itu seketika menatap Raynold datar. Ia mengembalikan gaun itu ke tempat semula lalu berjalan menghampiri suaminya yang duduk di sofa. Raynold terus menatap Rebecca yang mendekat padanya dengan wajah datar. Pernikahannya yang ia laksanakan dua bulan yang lalu dengan sangat meriah ternyata tidak seperti yang ia mimpikan selama ini. Rebecca selalu sibuk dengan karirnya menjadi seorang model.
Rebecca duduk di sebelah Raynold, menatap penuh cinta dengan sudut bibir yang melengkung tipis, dengan berkata demikian, "aku tahu kau bisa memenuhi semua kebutuhanku Ray, tetapi menjadi seorang model adalah impianku sejak kecil. Memakai gaun indah dan berjalan elegan di atas panggung adalah impianku." Rebecca menggenggam tangan Raynold yang resah. Pria itu lebih banyak diam sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Dad!
Ficción GeneralGadis kecil yang menginginkan kasih sayang dari ayahnya, mengharapkan cinta dari sang ayah. Ia terlahir sebagai anak perempuan cantik dengan senyumannya yang manis. Namun, ia di takdirkan sebagai anak broken home yang menjadi korban dari suatu perm...