26. Akhir Dari Hubungan

2.5K 126 7
                                    

10 tahun yang lalu...


Akhir-akhir ini, awan mendung selalu menyelimuti atmosfer bumi. Mungkin, ini sudah saatnya memasuki musim hujan. Namun yang pasti, saat-saat seperti inilah yang ditunggu oleh salah seorang remaja yang sangat menyukai rintikan hujan seperti sekarang ini.

Dibawah derasnya hujan yang mengguyur, seorang remaja berdiri dengan menggenggam payung yang tak ia pakai, remaja itu membiarkan payung nya tertutup sedangkan diri nya terbasuh hujan.

"Jangan hujan-hujanan, nanti kamu masuk angin!" teriak seorang gadis dari seberang sana dengan tangan yang menggenggam ujung payung. Sebuah payung biru meneduhkan dirinya dari hujan.

"Tidak apa!" teriak remaja itu, lalu berlari ke arah sang gadis tadi.

Remaja berkulit putih itu berdiri di samping gadis tadi, ia tidak berpikir untuk sekedar ikut berteduh di balik payung itu.

Gadis itu mengerjapkan mata nya dan menatap remaja itu lekat, "mengapa kau tidak berniat masuk? Lalu, apa fungsi payung di genggaman mu itu?" tanya nya.

"Tidak perlu, tubuhku sudah terlanjur basah."

Hening menyapa mereka berdua, suara hujan menemani setiap langkah mereka.

"Shareen,"

"Raynold,"

Mereka mengeluarkan suara secara bersamaan sebelum pada akhirnya saling pandang satu sama lain. Mereka tersenyum kikuk.

Tidak ada percakapan hingga pada akhirnya mereka berpisah lantaran berbeda arah.

Remaja bernama Raynold Julio itu masuk ke dalam rumahnya, pintu rumah itu terbuka menampakkan sepi yang hening. Raynold tersenyum sendu hingga pada akhirnya masuk ke dalam kamar dengan tubuh basah.

Setelah mengganti bajunya, Raynold memutuskan untuk duduk di dalam kamar sembari bergulung manja di dalam selimut. Pikirannya menggambar wajah Shareen, seorang gadis yang seringkali bersikap aneh. Namun, itu menjadi objek menarik bagi Raynold. Cinta itu buta, sekaligus gila.

"Berhenti menghantui pikiran ku, kau seringkali membuat jantung ku berdetak tidak karuan," kesal Raynold berusaha menghilangkan rasa gugupnya meskipun sebenarnya Shareen tidak ada di sisinya.

Raynold kembali diam beberapa saat, derasnya hujan seolah menelan segala keheningan yang ia rasakan saat ini.

"Apakah Shareen menyukaiku?" pikiran itu terlintas begitu saja.

Lagi dan lagi, Raynold kembali terdiam dan larut kedalam pikirannya, hingga pada akhir nya ia tertidur dan menyusup masuk ke dalam alam mimpi.

* * *

Mentari yang tadi nya bersembunyi di balik kabut kini memutuskan untuk pergi, rembulan datang dan menggantikan posisi mentari jingga. Raynold terpaksa terbangun dari mimpi indahnya lantaran suara ponsel yang membangunkannya.

Nama 'Shareen' beserta emoji hati tertera di sana, dengan ukiran senyumnya yang mengembang, Raynold mengangkat telepon itu.

"Ray."

"Ada apa, Shareen?"

"Bisakah kau ke taman? Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting."

"Baik, aku segera kesana."

Setelah telepon di akhiri secara bersamaan, Raynold berlenggang pergi menuju taman dengan perasaan berbunga-bunga. Mungkin malam ini akan menjadi malam bersejarah bagi nya.

Hawa dingin seolah menusuk kulit, namun Raynold tak mempedulikan itu. Ia melihat seorang gadis yang memakai jaket beewarna ungu muda, tidak salah lagi gadis itu adalah Shareen.

Hi, Dad! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang