Jangan lupa follow akun wp ku yaa🤍
Kalo bisa, ramein komentar di setiap paragraf buat next up secepatnya!
* * *
"Ray, kau disini?"
Raynold tak langsung membalikkan tubuhnya. Suara itu begitu familiar, seketika membuat dirinya kembali memutar memorinya dahulu. Matanya membulat saat baru mengingat sesuatu, lantas ia membalikkan tubuhnya guna memastikan siapa seseorang itu.
"Shareen?" Raynold seakan tak percaya melihat wanita yang dihadapannya itu.
"Kau sudah kembali dari Singapura?" lanjutnya lagi.
Shareen mengangguk pelan, setelah akhirnya kembali membuka suara. "Sudah lama aku pulang," ucapnya dan Raynold hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.
Shareen menatap lekat pria yang dihadapannya kini, kedua matanya terlihat sembab, seperti sudah menangis beberapa hari ini.
Guratan senyum tipis terukir di bibirnya. Ia menepuk pelan pundak Raynold dan mengajaknya untuk duduk dahulu di sebuah bangku yang tak jauh dari luar area sekolah.
Tentu Raynold tidak menolaknya, ia juga tahu bahwa wanita itu akan siap menjadi tempat untuk curhat baginya. Mengingat, dahulu juga ia pernah berada di posisi saat ini dan hanya Shareen lah yang mau mendengarkan curhatannya.
"Maaf, aku tadi sempat melihatmu bersama anak kecil, apa dia anakmu, Ray?" tanya Shareen pelan dan langsung dibalas anggukan oleh Raynold.
"Ada masalah apa?" lanjut Shareen lagi.
Raynold kembali mengulik kisah lukanya. Ia menceritakan semua masalah yang menimpanya saat ini. Mulai dari kedatangan Rebecca yang tiba-tiba, hak asuh Aleona jatuh kepada wanita itu, dan sikap Aleona yang menurutnya sudah mulai berubah.
"Maaf, Ray, waktu itu aku meninggalkan mu. Jika saja waktu bisa diputar, aku ingin bersamamu dan tidak akan meninggalkan mu sampai-sampai kau menjadi seperti," gumam Shareen dengan parau.
"Tidak apa, semua sudah terjadi," timpal Raynold dengan senyuman yang amat tipis terukir di bibirnya. Ia akan menerima dan mengikhlaskan semua, walau berat, ia akan mencobanya.
Shareen menghela napasnya. Sungguh, ia tidak tega rasanya melihat keadaan Raynold sekarang. Merasa gagal menjadi teman sekaligus pendamping hidupnya.
"Aku belum pernah melihat anakmu, boleh ku lihat fotonya, Ray?" tanya Shareen yang sedikit penasaran pada sosok yang menjadi harta berharga yang hanya dimiliki Raynold saat ini.
Raynold lantas mengambil ponselnya guna memperlihatkan sebuah foto sang putri kepada wanita itu. Dengan guratan senyum, ia menunjukkan foto tersebut dan berkata, "ini putriku, Aleona, sangat mirip dengan ku, bukan?"
Shareen menatap lekat pada layar ponsel yang menampilkan sebuah foto yang terdapat gadis kecil dengan gaun yang melekat ditubuhnya, seperti seorang princess.
Ia tersenyum teduh dan kembali menatap Raynold. "Kau benar, dia mirip sekali denganmu," ujarnya.
"Tapi.. tunggu, sepertinya aku pernah melihat Aleona sebelumnya," lanjutnya lagi dengan kerutan di keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Dad!
General FictionGadis kecil yang menginginkan kasih sayang dari ayahnya, mengharapkan cinta dari sang ayah. Ia terlahir sebagai anak perempuan cantik dengan senyumannya yang manis. Namun, ia di takdirkan sebagai anak broken home yang menjadi korban dari suatu perm...