33. Komplotan Penembak Misterius

794 40 1
                                    

double uppp!!
lagi mood nya untuk nulis ya gini hehe

•  •  •

Sebuah mobil melaju begitu kencang di tengah pekatnya kegelapan. Terus melewati baris demi baris pepohonan, karena dikejar oleh dua kelompok anggota motor. Tak urung jemarinya bergetar memegangi kemudi, peluh pun telah membanjiri.

Di sampingnya, pak Leo duduk sembari memegang sabuk pengamannya dengan erat. Sama seperti halnya dengan Raynold, rasa takut turut menggentayanginnya.

Dan kekhawatiran mereka pun menjadi nyata.

Sekumpulan anggota motor itu muncul dan menghadang di tengah perjalanan. Tak main-main, beberapa dari mereka ada yang membawa senjata api ada juga senjata tajam.

Tentu Raynold mau tak mau harus menghentikan laju mobilnya guna menghindari tabrakan yang terjadi. Tanpa pikir panjang lagi, mereka langsung menyerang mobil Raynold, bahkan tanpa ragu.

"Tangkap pria tua itu!"

Suaranya menggema, memecah keheningan malam yang semula tercipta. Pak Leo menatap sekilas Raynold. Dengan tubuh yang bergetar, ia hendak membuka pintu mobil, namun Raynold berhasil menahannya.

"Jangan, jika Pak Leo melakukan itu, kita akan habis ditangan mereka semua!" cegat Raynold.

Tak dipungkiri, jumlah mereka yang lumayan banyak membuat Raynold berpikir lebih jauh untuk melarikan diri saja. Namun, kondisi pak Leo yang luka lebam membuatnya tambah khawatir.

Rasa ketakutan sekaligus bingung ingin berbuat apa sekarang. Melawan mereka juga akan sia-sia saja dan menghabiskan tenaga dengan percuma.

Pak Leo memegangi dadanya yang terasa sesak. Ia mencoba mengatur napasnya kembali. Sial, ia bahkan lupa untuk menaruh inhaler di saku nya.

"Pak Leo, kau baik-baik saja?" tanya Raynold di tengah-tengah kegaduhan dari luar mobilnya.

Sekumpulan anggota motor itu berusaha membuka paksa pintu mobil yang kini sudah Raynold kunci. Salah seorang dari mereka bahkan nekat mencoba untuk memecahkan kaca jendela menggunakan palu.

Andai saja Raynold membawa pak Leo pergi, jauh sebelum fajar tenggelam, mungkin masih ada kesempatan untuk kabur melarikan diri dari kota ini.

Ada seseorang yang mengerahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi pak Leo. Mereka bahkan sudah melukai pria itu habis-habisan dan menyisakan luka lebam yang membiru disertai dengan darah di sekitar area kepalanya.

Pak Leo mengatakan, menjelang sore itu, ia dikagetkan dengan kehadiran sekumpulan anggota motor di rumahnya. Tanpa mengatakan apapun, ia langsung di pukul dari belakang menggunakan sebalok kayu yang mereka bawa.

Sungguh memprihatinkan, kondisi pak Leo kala itu benar-benar luka parah. Ia bahkan sempat pingsan di tempat. Mereka yang mengira jika pak Leo sudah tiada pun memutuskan pergi begitu saja meninggalkan pria itu yang terbujur kaku dengan luka parah di punggung dan juga kepalanya.

Untung saja pada saat itu, Raynold memang ingin menemui pak Leo karena ada hal penting yang harus dibicarakan. Saat melihat kondisi pak Leo yang sudah tak sadarkan diri di kamarnya, Raynold segera membawanya ke rumah sakit untuk pengobatannya.

Hi, Dad! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang