Part 36

1.6K 127 6
                                    

.............

Terhitung 2 bulan mereka tinggal dengan tenang di Jakarta. Namun pada suatu hari,orang yang paling mereka benci kembali datang,siapa lagi kalau bukan Ardian.

"ZIO MAU TINGGAL SAMA BUNDA!"teriak Zio.

Tangan Zio terus ditarik paksa oleh bodyguard berbadan besar itu. Zio memang laki-laki,tapi tenaganya tetap kalah kuat dengan dua orang berbadan besar di depannya itu.

"Saya mohon jangan tuan,kasihan den Zio."pinta Bi Minah seraya menahan anak majikannya itu agar tidak terbawa oleh mereka.

Saat ini Ranty  tidak ada di rumah,ia sedang berada di kantor. Ardian memang cerdik,dia mengambil waktu dan situasi yang tepat.

"DIAM PEMBANTU!"bentak Ardian. "DORONG SAJA DIA!"perintahnya. Dengan cepat bodyguard itu mendorong Bi Minah kasar,alhasil Bi Minah tersungkur di lantai.

"AYAH JANGAN BAWA KAK ZIO.AKU BENCI SAMA AYAH,AKU BENCI!"teriakan Zea. Tangannya juga tak tinggal diam ikut menahan kakaknya itu.

Alasan Ardian hanya ingin membawa Zio karena jika ia juga membawa Zea,ia akan terus ingat pada Ranty,sebab wajah keduanya mirip. Makadari itu,pria itu hanya membawa anak laki-lakinya agar bisa melupakan Ranty.

"DIAM KAMU!"bentak Ardian pada Zea. Pria itu mendekati Zea,dan mendorong tubuh Zea sampai anak perempunnya itu meringis kesakitan.

"Aaa!"pekik Zea.

Mereka langsung menarik Zio masuk ke dalam mobil. Zio sudah memberontak, namun apalah daya.

"LEPAS!"teriak Zio sambil berusaha melepas cekalan itu.

"KAKAK!"pekik Zea saat mobil yang membawa kakaknya itu melaju cepat.

Air matanya mengalir deras. "KAKAK! Jangan tinggalin Zea."teriak Zea histeris.

"Maafin bibi non,gak bisa bantu den Zio."ucap Bi Minah yang juga meneteskan air matanya sedih. Bagaimana tidak,Zio sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Ia sangat menyanyangi kedua anak majikannya ini. Keduanya anak yang baik,mereka tak pernah menuntut apa-apa.

"Gimana nasib Zea tanpa kakak bi."ujar Zea dengan bibir bergetar hebat. "Bunda pasti sedih banget kalau tau kak Zio dibawa pria itu."lanjutnya. Bahkan ia enggan menyebut ayahnya. Rasa benci sudah tertanam dalam hatinya.

"Pasti nanti nyonya bisa nemuin den Zio kok non. Non tenang ya." Bi Minah menenangkan,ia mengelus surai Zea.

"Telfon bunda sekarang bi."ujar Zea.

Dengan cepat Bi Minah menelfon majikannya menggunakan telefon rumah.

"Hallo,ada apa bi?"tanya Ranty dari seberang sana.

"Den Zio dibawa tuan Ardian nyonya."katanya lirih.

"APA!"pekik Ranty. Ranty memutuskan telfonnya dan langsung bergegas pergi dari kantor.

*
"BUNDA!"

Ranty langsung memeluk putrinya erat.

"Kak Zio dibawa orang itu bunda."Zea menangis dalam pelukan bundanya.

"Kamu tenang sayang,bunda udah nyuruh orang buat nyari tahu keberadaan Ardian. Mereka pasti bakal nemuin kakak kamu,kamu yang tenang ya."ucap Ranty menenangkan.

"Beneran bun?"Zea menatap lekat Ranty. Lalu Ranty mengangguk sebagai jawaban.

****

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang