Vote doloo sebelum bacaa
jangan sider,okey..........
"Bang batagor 2 pedes."ujar Lintang pada penjual batagor.
"Oke mas,silahkan duduk dulu."sahut si penjual. Lantas Jesy dan Lintang duduk di kursi plasti yang disediakan.
"Dugaan lo gimana? Mereka ngobrol gak ya?"tanya Jesy pada Lintang.
Lintang manggut-manggut. "Kayaknya sih iya. Gue bingung deh,Beryl tuh gengsian banget tau!"ucapnya.
"Kalau dilihat emang iya sih,tapi kita juga gak tahu dia aslinya gimana. Tapi kayaknya kalau sama Zea nggak deh. Dia tuh ngejar-ngejar Zea pakai cara yang beda. Dan kalau gue lihat,Beryl emang tulus sama Zea. Eh lo tahu Jordan kan?" jelas Jesy panjang lebar.
"Iya?"
"Nah,Zea kan dekeeett banget sama Jordan,tapi Beryl gak sekalipun nglarang Zea buat deket-deket sama Jordan. Itu yang gue tahu sih,gak tahu selebihnya."imbuh Jesy. "Oh ya,Zea itu gengsinya juga gak ketulungan,udah tingkat dewa parah gak ngotak."
"Jadi mereka sama-sama gengsi?"
Jesy mengangguk. "Iya,kalau gue jadi mereka, gak bakal betah berada dihubungan kayak itu."
*
Selesai makan batagor Jesy dan Lintang memutuskan untuk kembali ke rumah Zea. Sampai di sana,justru mereka kaget karena Beryl sudah tak berada di sana.
"Beryl mana Ze?"tanya Jesy.
Lamunan Zea buyar. Sejak Beryl pergi dari rumahnya,konsentrasinya terganggu untuk mengerjakan hukuman. "Cabut, katanya ada acara."alibi Zea datar.
Jesy dan Lintang hanya manggut-manggut paham. Mereka merasa ada yang mengganjal di sini. Tebakan mereka,bukan itu alasan kenapa Beryl pulang terlebih dahulu.
Jesy menyenggol-nyenggol tangan Lintang mengisyaratkannya untuk mengambil hp nya tadi.
"Apa sih yang?"tanya Lintang manja.
Jesy memelototkan matanya lebar-lebar. Matanya melirik ke arah hp yang masih bersandar di jendela. Akhirnya Lintang mengerti juga. Dengan hati-hati ia berjalan perlahan agar Zea tak mengetahuinya, mendekati jendela dan mengambil hp nya.
"Kurang banyak Ze?"tanya Jesy mencairkan suasana.
"Kurang 3 folio doang. Kalau kalian mau pulang duluan,gak papa. Gue bisa terusin sendiri."balas Zea tanpa ekspresi.
Jesy semakin merasa ada yang tidak beres di sini. "Eh nggak,kita bantuin sampai selesai."kata Jesy dengan senyuman.
Jam menunjukkan pukul 10 malam,ketiga murid SMA itu masih setia pada kertas masing-masing.
"Dua baris lagi ayooo semangat!!" Lintang menyemangati dirinya sendiri.
"Gue kurang 3 baris. Semangatt Jesyyy." sahut Jesy. "Kurang berapa Ze?"tanyanya beralih pada Zea.
"Dua baris."jawab Zea.
"Yess!! Yuhuu selesai!!"heboh Lintang. Ia menghela nafasnya panjang. "Akhirnya.... setelah perjuangan panjang." Lintang menarik otot-otot tangan dan badannya.
"YEAYYY!"sahut Jesy seraya mengangkat kertas folio terakhirnya. Ia manghirup udara sebanyak-banyaknya. "Udah Ze?"
Zea merapikan kertasnya. "Iya udah."
Jesy dan Lintang juga ikut merapikan kertas-kertas serta alat tulus yang berserakan.
"Thanks banget ya..."ucap Zea tulus dengan senyuman tipis. Jesy dan Lintang membalasnya dengan senyuman pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Teen FictionLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...