Part 55

1.2K 112 7
                                    

..........

Zea menoyor kepala sahabatnya itu. "DASAR LO! Ayo cepet!"desak Zea,ia lanjut mendorong Jordan lagi.

"Gue belum sarapan!"

"SAMA!"betakan Zea mampu membuat nyali Jordan menciut,dan segera menuruti perintah Zea.

Diperjalanan Zea meminta Jordan untuk terus menambah kecepatannya. Kordan hanya bisa menghela nafasnya tanda sabar.

Sampai di sekolah,

"Eits pak! Jangan tutup dulu!"pinta Zea seraya turun dari motor. Satpam sekolah mulai menutup gerbang dan hanya tersisa beberapa senti saja.

Satpam itu melirik jam tangannya sekilas. "Oke,kurang satu menit."ujar Pak satpam lantas membuka gerbangnya agak lebar supaya Zea bisa masuk.

Zea segera masuk. "Eh makasih Jor!"teriak Zea pada Jordan. Jordan menahan tawanya dari tadi,tak biasanya sahabatnya sepanik ini.

Zea hendak berlari menuju kelas. Namun pak satpam memberhentikan langkahnya. "Eh dek!"

"Ck apasih pak!"kesal Zea.

"Itu-helmnya."kata pak satpam. Zea meraba-raba kepalanya,dan ternyata ia baru sadar jika helmnya masih setia bertengger dikepalanya. Dan saat itu pula Jordan memecahkan tawanya sekeras mungkin.

Zea semakin kesal. Ia melepas helmnya dengan kasar. "Nih pak! Titip!"ujar Zea sedikit ketus sambil menuodorkan helm pada pak satpam. Lantas ia segera berlari menuju kelas.

*

Zea menghembuskan nafasnya lega saat sampai di kelas. Untung saja belum ada guru yang masuk kelasnya,padahal bel sudah berbunyi beberapa detik yang lalu.

"Kenapa lo ngos-ngosan?"tanya Jesy bingung saat mendapati temannya masuk kelas dalam keadaan sedikit berantakan.

Zea membanting badannya di kursi. Ia mengatur nafasnya terlebih dulu. "Lo gak lihat ini jam berapa?"ketus Zea dengan nafas yang masih agak tersendal-sendal.

"Jam....7 lebih."jawab Jesy polos.

Zea diam tak berniat membalas ketololan temannya itu. Jesy hanya bisa mengelus dadanya menghadapi sikap Zea yang berubah-ubah.

Lalu siapa yang harusnya bersabar?

****

"Hai Zea."sapa orang itu.

Kini Zea dan Jesy sedang berada di kantin untuk istirahat pertama mereka.

Zea mendongak sedikit melihat orang itu. Ia menaikkan alisnya sebelah tanda bertanya.

"Gue boleh duduk disini?" tanyanya. Zea hanya mengngguk sebagai jawaban. Lantas orang itu dhduk di depan Zea.

"Hai Jesy."sapanya pada Jesy. Jesy membalasnya dengan senyuman lebar,berbeda sekali dengan Zea. "Hai juga."

"Ada apa?"tanya Zea.

"Emm,nggak papa,cuma pengen bareng kalian aja."ujarnya.

Tiba-tiba terlintas dipikiran Zea,apa sebaiknya dia juga memberi tahu Fay jika Ardian kembali ke Jakarta?

"Eh,nama lo siapa? Gue lupa."beo Jesy.

"Fay."

"Oh iya iya,btw lo jarang keluar kelas ya?"tanya Jesy.

"Ya...bisa dibilang gitu."jawab Fay dengan senyuman tipis.

"Eh,lo yang pacarnya Eric itu kan?"tanya Jesy lagi basa-basi.

"Iya." Jesy manggut-manggut.

Zea hanya memandangi kedua orang itu berbincang sambil sesekali menyuapkan makanannya. Ia benar-benar lapar saat ini,dari tadi belum sarapan.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang