..........
Beryl sampai di parkiran depan. Ia mengedarkan pandangannya mencari Zea. Namun sepertinya Zea tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Alhasil Beryl bertanya pada pak satpam. "Pak,lihat murid cewek yang dulunya sekolah pakai celana gak pak? Ingat gak?"tanya Beryl sopan.
"Oh kalau itu bapak selalu ingat dek." jawab pak satpam disertai kekehan.
"Lihat gak pak?"tanya Beryl lagi.
"Saya sih tadi lihat,dia duduk di kursi itu."pak satpam menunjuk kursi samping parkiran. "Tapi saya sempat ke toilet,terus saya balik dia udah gak ada."lanjutnya.
Pernyataan dari pak satpam membuat Beryl sedikit khawatir. Tapi ia segera membuang pikiran negatifnya. Ia tahu Zea bukan cewek yang gampang dibodohi.
"Oh iya dek,tadi dia titip helm."kata pak satpam,lalu mengambil helm daru dalam pos. "Ini dek,tapi malah gak diambil."
Rasa khawatir Beryl makin menjadi-jadi. Kalau Zea pulang tanpa memberitahunya, tak mungkin ia meninggalkan helmnya.
"Oh iya pak,makasih ya."sahut Beryl. Lantas ia segera menuju dimana motornya terparkir dan segera meninggalkan pekarangan sekolah.
Entah kenapa perasaannya kini tidak enak.
Ia sudah mencoba menghubungi cewek itu,namun hanya berdering. Seharusnya sesibuk apapun,ia bisa mengangkat panggilannya meskipun sebentar.
*
Beryl memberhentikan motornya di halaman depan rumah Zea. Terlihat di sana Bi Minah sedang menyapu teras.
"Assalamualaikum Bi."salam Beryl.
"Eh waalaikumsalam den ganteng,nyari non Zea ya?"balas Bi Minah.
"Iya bi."jawab Beryl.
"Non Zea belum pulang den."
Deg
"Be-belum pulang?"tanya Beryl memastikan.
"Iya den belum."
"Yaudah bi,saya pamit dulu ya."pamit Beryl. Ia segera menancap gas nya menuju tempat yang ada dipikirannya sekarang.
Selang beberapa menit,ia sampai di tmepat yang dituju. Di depan rumah itu,atau bisa disebut markas berkerumunan banyak orang.
Beryl tetap santai dan menatap datar orang-orang itu.
"Zea disini?"tanyanya to the point,ia tak suka basa-basi.
"Nggak ada."jawab salah satu dari mereka.
"Jordan?"
"Tadi kita pulang bareng,tapi bos tiba-tiba belok arah."
"Ke arah Tunas Bangsa?"tanya Beryl memastikan.
Mereka menggeleng. "Nggak."
Beryl berdecak. "Minta nomor Jordan." Alhasil Beryl harus membuang rasa gengsinya jauh-jauh demi mencari keberadaan Zea.
"Thanks."ucap Beryl,lantas ia segera melenggang dari pekarangan markas.
Ia berhenti di tepi jalan sepi untuk menelfon Jordan,namun beberapa kali ia menelfon tak ada jawaban dari sana,padahal berdering.
Beryl semakin dibuat khawatir oleh Zea,ia kembali menelfon Zea. Dan dapat dipastikan hp nya sekarang mati.
*
Sedangkan di tempat lain,terlihat seorang gadis pingsan dengan tali yang mengikat erat kaki dan tangannya ke belakang.
Perlahan ia mulia mengerjapkan matanya. Ruangannya seperti gudang,sunyi,kotor, tak ada penerangan,hanya cahaya matahari dari celah-celah ventilasi
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Ficção AdolescenteLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...