Part 73

1.1K 116 18
                                    

Ayokk vote nyaa🔥

..........

Belum juga satu menit,tiba-tiba seorang cowok seumuran dia duduk tepat di sampingnya. Zea bersikap tak acuh dan fokus pada hp nya.

"Ekhem." Cowok itu berdehem,membuat Zea menoleh disertai tatapan datar.

"Gak capek diem-dieman?"tanyanya. Zea diam tak bergeming.

Cowok yang tak lain menyandang status sebagai kekasih Lizea itu menghela nafas panjang. "Berurusan sama cewek susah juga ya ternyata. Awalnya si cowok yang marah,malah dimarahin balik. Dan ujung-ujungnya cowok juga yang minta maaf."ujarnya.

Kini Beryl menatap lekat Zea dari samping,dan Zea yang menatap lurus ke depan enggan untuk menoleh ke arahnya.

"Kalau gak salah ngapain minta maaf."sahut Zea.

"Karena cowok emang selalu salah."sahut Beryl.

"Pernyataan itu cuma berlaku buat cewek yang pikiranya belum dewasa."ucap Zea.

"Jadi kalau udah dewasa,berarti si cewek yang minta maaf?"

"Tergantung siapa yang salah lah!"balas Zea.

"Terus di sini siapa yang salah?"tanya Beryl menelisik.

Zea terdiam sejenak memikirkan jawaban yang akan ia lontarkan. "Gue?" Dahinya berkerut.

"Gue juga salah."sahut Beryl. Lagi-lagi Zea tercekat, sulit untuk membalas ucapan pacarnya itu.

"Emang kita marahan?"tanya Zea. Dia akui ini adalah pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutnya. Tak seharusnya menanyakan itu.

Beryl terkekeh pelan. "Di dalam sebuah hubungan pasti ada naik turunnya. Kita sekarang kita berada di fase menurun. Dan kita harus berusaha untuk menaikkannya lagi. Kalau kamu mau."terang Beryl.

Zea terkejut dalam hati,ia tak salah dengar? Kamu?

"Btw,izinin aku buat ngomong aku-kamu."imbuh Beryl.

Ucapan Beryl yang terakhir berhasil membuat Zea menoleh ke arahnya. "Kenapa?"tanya Zea.

"Gak papa sih,biar sweet  kelihatan kayak orang pacaran aja. Biar orang-orang tahu kalau kita pacaran. "jawab Beryl santai.

Jantung Zea berdegup dua kali lebih kencang,lagi dan lagi Beryl berhasil membuatnya merasakan hal seperti ini. Namun bukan Zea jika tak bisa menutupi rasa salah tingkahnya dengan ekspresi datarnya.

"Kan udah pada tahu."sahut Zea.

"Iya juga sih." Beryl manggut-manggut.

"Ber."

"Hm?"

"Gue—minta maaf."  Akhirnya Zea memberanikan dirinya untuk mengatakan 3 kata itu.

Beryl rersenyum tipis mendengar pernyataan Zea. "Nggak perlu kok,seharusnya aku juga nggak egois. Kamu sama Jordan emang udah kenal dari lama,dan kalian sahabat dekat. Jadi ya wajar aja sih."

Entah kenapa,bukannya senang Beryl tidak marah kepadanya,justru ia malah merasa tidak enak pada Beryl.

"Tapi percaya deh,gue nggak ada rasa lebih ke Jordan."ujar Zea.

"Adanya rasa sama siapa?"pangkas Beryl. Zea bungkam,Beryl selalu membuatnya mati kutu seperti ini. "Ada rasa nggak sama aku?"tanya Beryl lagi.

Zea mengalihkan pandangannya. "Mmm nggak tahu nanti."jawabnya ragu.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang