Part 43

1.4K 121 3
                                    

..........

"Zea! Ayo ngantar kakak ke bandara."seru Ranty dari luar kamar.

Zea mendengar seruan bundanya. Ia menarik nafas panjang dan menghebuskannya perlahan. Kali ini ia tidak boleh menangis.

Ceklek

"Ayo ke bandara. Kamu mandi dulu,sekalian pake seragam,nanti bunda antar ke sekolah."ajak Ranty.

Zea mengangguk. "Iya."lirihnya. Lantas Zea kembali ke dalam untuk membersihkan badannya.

*

"Lo beneran mau balik sekarang?"tanya Zea lirih.

"Harus."sahut Zio.

"Yaudah ayo berangkat,nanti ketinggalan pesawat."sarkas Ranty. "Udah lengkap semuanya kan?"tanyanya.

"Udah bun."jawab Zio.

Sepanjang perjalanan tak ada perbincangan antara kakak adik itu. Hanya Ranty yang beberapa kali menanyakan sesuatu pada Zio.

Siapa bilang Ranty biasa-biasa saja. Ia tentu juga tak rela Zio kembali lagi ke New York. Ia hanya tak ingin terlihat sedih di depan anak-anaknya. Padahal semalam ia tak bisa tidur karena memikirkan Zio.

"Ayo turun."

Mereka sudah sampai di bandara. Orang membawa trolley menyambut kedatangan mereka. Zio meletakkan kopernya disana.

"Kakak kapan balik lagi kesini?" Akhirnya Zea mengeluarkan suara.

Zio menatap lekat adiknya seraya memegang kedua bahunya. "Ngga tau."

Mata Zea sudah berkaca-kaca. "Lo gak ada janji sama gue?"

Zio menggeleng. "Gue gak bisa janji."

"Kenapa?" bibir Zea bergetar hebat.

"Terkadang,janji adalah kebohongan termanis. Gue cuma gak mau nyakitin hati adik gue sendiri."ujar Zio.

"Tapi kalau lo gak janji,lo gak bakal balik lagi kesini."lirih Zea.

"Itulah,Membuat janji mudah, tapi perlu kerja keras untuk menepati janji itu. Gue takut kalau gue gak bisa menepati janji itu."kata Zio.

"Zea."panggil Ranty.

"Gue masuk dulu,bentar lagi take off."ujar Zio.

"Bunda,Zio pamit. Kalian baik-baik ya."pamit Zio pada Zea dan bundanya.

Perlahan Zio melangkah masuk,namun ia terus memandang dua orang tersayangnya itu.

Zea dan bunda melambaikan tangan,dan dibalas oleh Zio seraya kiss bye dan tersenyum manis. Zea memandang kakaknya sampai tak terlihat oleh matanya.

Ranty segera memeluk putrinya. "Sabar sayang,semua pasti baik-baik saja."tutur Ranty. Setetes air matanya jatuh,namun ia langsung menyekanya.

Zea tersenyum getir dan mengangguk. "Iya."

"Yaudah ayo,nanti kamu telat."ajak Ranty.

****

Zea sangat malas mengikuti pelajaran hari ini. Di kepalanya terbebani banyak pikiran,ia hanya ingin tidur untuk merilekskan otaknya.

"Ze!"panggil Jesy pelan,mengagetkan Zea yang sedang melamun.

"Gurunya killer,jangan nglamun."bisiknya memperingati Zea.

Sontak Zea menegakkan badannya dan mencoba untuk fokus mengikuti pelajaran demi pelajaran.

"Gue mau ke toilet bentar."ujar Zea pada Jesy. Jesy mengangguk sebagai jawaban.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang