Part 63

1.3K 111 25
                                    

..........

Jordan bertengger di motornya seraya memainkan game di hpnya. Namun suara seseorang memecahkan kefokusannya  saat bermain game.

"Woy!" Gadis itu memukul lengan Jordan.

"Ck,masih main game ini."kesal Jordan. Lalu mematikan gamenya karena kalah.

"Dih!"cibir Zea. "Ayo!"desaknya. Langkah Zea terhenti saat seseorang memanggilnya dari belakang gerbang.

"Apa?"tanya Zea ketus.

"Ikut gue!" Cowok itu menarik tangan Zea untuk mengikutinya. Sontak Zea langsung menghempaskannya.

"Apasih! Gue sama Jordan!"ujar Zea.

"Mama pengen ketemu lo."jawabnya.

"Entar-entar,gue ada urusan penting. Bye!" Zea segera naik keboncengan Jordan,dan Jordan menancap gasnya melenggang dari sana.

Cowok itu hanya memandang punggung kekasihnya yang menjauh sampai hilang dari tangkapan matanya.

*

Diperjalanan tak ada yang membuka suara antara dua sahabat itu. Zea hanya diam,kalimat yang terucap dari mulut bundanya kemarin kembali terngiang- ngiang diotaknya.

Ingin sekali rasanya mengulang semua kembali. Namun bisa dikatakan mustahil. Andai saja waktu bisa berputar,dan ia bisa menerawang masa depan. Tak akan ia biarkan mereka pindah ke Semarang saat itu. Zea bukan menyalahkan adanya Fay dan mamanya. Meskipun ia harus pindah saat itu,tak akan ia biarkan ayahnya berselingkuh. Sudahlah,itu hanya angan-angan saja.

Tak disadari air mata Zea menetes dipipinya,ia masih melamun. Jordan yang memperhatikannya dari spion motor langsung memberhentikan motornya di tepi jalan.

"Kenapa berhenti?"tanya Zea.

"Lo nangis?"tanya Jordan sedikit memutar kepalanya menatap Zea.

Zea yang menyadari seketika segera menghapus air matanya. "Nggak."elaknya.

"Gak usah bohong."

Zea diam,tak membalas Jordan.

"Lo mau gue ajak ke suatu tempat gak?"
tanya Jordan.

Zea menaikkan alisnya sebelah. "Kemana?"

"Ada deh,mau gak?" Jordan menaik-naikan alisnya.

"Terserah lo aja."balas Zea.

"Okeee." Dengan girang Jordan kembali menjalankan motornya ke suatu tempat yang ia maksud.

Tak lama Jordan memberhentikan motornya. Terlihat hamparan pasir putih disana. Tiba-tiba bibir Zea sedikit tertarik,ia berjalan mendekati laut menikmati angin sore yang bertiup sepoi-sepoi.

"Bagus kan?"tanya Jordan dari belakang yang baru saja menyusulnya.

"Kenapa ngajak gue kesini?" Zea kembali bertanya.

"Baru aja dateng lo udah ngrasa beda kan?"

Zea mengangguk. "Iya." Ia tersenyum lebih lebar. Rambut panjangnya tersingkap oleh angin,Zea merentangkan tangannya danenghirup udara sebanyak-banyaknya tanda menikmati suasana yang ada.

Jordan juga ikut senang jika sahabatnya merasa demikian,tak sia-sia ia mengajak Zea kesini.

"Disini juga bisa melepas pikiran dan masalah kita lohh."ujar Jordan.

Zea menautkan alisnya. "Caranya?"

"Nih,lihat ya." Jordan naik ke atas batu besar di tepi pantai menghadap laut. Ia menarik nafas panjang dan berteriak, "WOY KAPAN LO NGEBALAS CINTA GUE? GUE CINTA DAN TULUS SAMA LO! GUE PENGEN BAHAGIAIN LO! GUE GAK SUKA LIHAT LO SEDIH,NANGIS."

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang