Besoknya,Zea sudah diperbolehkan pulang,terhitung sudah 1 hari 2 malam Zea dirawat di Rumah sakit.
"Hati-hati non."
"Bi,yang luka kepala Zea,bukan kaki Zea."Zea terkekeh.Kepala nya masih berbalut perban,tapi tidak sampai melilit dikepala,hanya dibagian yang terdapat luka nya saja.
"Ya takutnya tiba-tiba oleng kan non."
Zea terkekeh,"Bisa-bisa aja bi."
Sampai di kamar Zea merebahkan tubuhnya. Selama ia dirawat di rumas sakit,bunda nya sama sekali tidak menjenguknya. Terbesit rasa kecewa dihati Zea.
"Ada paket non."Bi Minah menyodorkan kotak kado kecil.
Lantas Zea membukanya. Yang Zea lihat,isinya ada sebatang coklat dan sesobek kertas.
"Maaf?"
"Ngapain ngirim tulisan maaf."gumam Zea. Ia hanya mengedikkan bahunya,lalu membuka coklat pemberian orang misterius itu.
Jordan tadi tidak bisa mengantar pulang Zea,karna ada acara dikeluarganya.Jadi Zea dijemput sopirnya.
Kini Zea terbaring menatap langit-langit kamarnya.Zea merasa bersalah pada Jordan. Apakah keputusannya waktu itu benar?. Sebenarnya Zea tak ingin ada pihak yang tersakiti,tapi kenapa ini malah kedua pihak sama-sama tersakiti?
Apa sebaiknya dia menerima perasaan Jordan,tapi hubungan dengan hanya satu pihak yang akan bahagia?Tentu tidak.
****
Hari Senin tang cerah,tidak bagi anak-anak yang malas.
Zea turun dari tangganya,langsung mendapat sambutan nasihat dari orang yang ia anggap ibu itu.
"Non kok sekolah sih?Ga usah sekolah dulu,non belum pulih."tutur Bi Minah.
Zea terkekeh pelan,sambil menarik kursi makan.Lalu mendudukkan badannya.
"Ngga usah lebay deh Bi,Zea udah sembuh kok.Nih,masih Zea kasih perban juga kok."Zea menunjuk kepalanya."Tapi hati-hati loh non,jangan banyak gerak dulu."
"Siap!"
Jangan tanyakan lagi kemana bunda Ranty,pasti ia sudah berangkat ke kantor. Walaupun Zea sakit,tak ada niat untuk melihat kondisi anaknya itu.
Setelah keluar dari mobil yang disopiri oleh Pak Budi,Zea langsung mendapat gempuran pelukan dari teman hebohnya.
"OMG Ze... Parah gue tuh kangen kangen kangen banget sama lo...."
"Ck lebay."umpat Zea.
"Baru sembuh udah balik lagi tuh."gumam Jesy yang masih terdengar ditelinga Zea. Lantas,Zea berjalan meninggalkan Jesy yang berdiri di depan gerbang. Membuat Jesy menggerutu tidak jelas.
"ZE TUNGGUIN.....!!"
Sesampainya di kelas.Mereka mendudukkan diri di kursi masing-masing,dengan Jesy yang masih ngos-ngos an dan meneguk air yang dibawanya dari rumah.
"Kok lo masuk sih Ze."
"Ga suka?"
"Ck,jangan nethink deh."
"Kalo gue jadi lo,mending izin aja,toh ada buktinya di kepala."lanjut Jesy.
"Itu kalo lo!"
"Gue heran juga deh sama lo,cewek kayak lo rajin juga ternyata."
"Don't judge people by cover."jawab Zea.Jesy hanya manggut-manggut.
"Sebenarnya siapa sih yang mukul lo,sampai kepala lo kebentur meja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Ficção AdolescenteLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...