...........
Brakk
Suara dobrakan pintu membangunkan Zea dari tidurnya. Lantas ia segera turun ke bawah untuk melihat apa yang terjadi.
Dua pria berbadan kekar berdiri diambang pintu dan berhasil merusak pintu rumahnya. Zea langsung teringat akan masa lalunya.
"Ada apa non Zea?"pekik Bi Minah yng berlari dari belakang rumah.
Zea diam tak menanggapi dan terus menatap tajam ke arah dua pria itu.
Tak lama kemudian,seorang pria bertuxedo hitam,kaca mata hitam terpasang di batang hidungnya dan telinganya. Tangannya ia masukkan ke dalam saku tuxedo.
Betapa terkejutnya Zea dan Bi Minah. Orang yang selama ini paling ia benci berani menampakkan wajahnya kembali.
Rahang Zea mengeras,tangannya mengepal kuat seolah ingin segera membogem pria di depannya itu. Matanya menatap tajam.
"Apa kabar Lizea Clarranya James?" ujarnya sinis.
Zea masih berdiri ditempat dengan posisi yang sama,ia enggan menjawab sapaannya.
Pria itu berjalan perlahan menghampiri Zea. Bi Minah sudah terlihat menahan air mata,bagaimana tidak,orang kejam ini sekarang berada di depan matanya.
Tak ada rasa takut dalam diri Zea saat berhadapan dengan pria itu. Yang ada hanyalah rasa benci yang tertanam dalam-dalam.
Dia berhenti tepat di depan Zea. Lantas berkata, "Sepertinya kau tumbuh menjadi seorang perempuan yang kuat dan pemberani. Bagus juga cara mendidik Ranty,atau pembantu ini yang mendidikmu. Sedangkan Ranty tetap sibuk dengan pekerjaannya?"ujarnya panjang lebar seperti mengejek.
"DIAM!"bentak Zea,emosinya sudah naik pitam.
"Sstt,tenang,tidak perlu memakai emosi,kita bicara santai saja."sahutnya.
Tangan Zea mengepal lebih keras dari sebelumnya. Kali ini ia bersiap untuk membogemnya. Tangan Zea sudah melayang,namun dengan cepat pria itu menahannya.
"Saya ini ayahmu."peringatnya dengan nada yang masih biasa.
"Saya tidak peduli,mau anda ayah saya atau bukan,itu tidak mengurangi rasa benci saya terhadap anda."tekan Zea disetiap kata. Matanya memerah tanda menahan amarah.
"Seharusnya saya yang marah." balasnya.
Zea terkekeh sinis. "Karena anak laki-laki anda kesini?"tanya Zea.
Ardian diam tak membalas pernyataan Zea. Ia menatap lekat kedua manik mata putrinya.
"Sepertinya kamu tidak dididik bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua?"seru Ardian.
"Saya hanya menghormati orang yang juga menghormati saya."sahut Zea.
Ardian tersenyum miring seraya bertepuk tangan. "Bagus juga prinsip kamu."
"Karena yang mendidik saya orang waras,bukan seperti anda."balas Zea.
Ardian tertawa meremehkan,namun tak berkata apapun. Zea dibuat bingung olehnya.
"Apa maksud anda datang kesini?"tanya Zea ketus.
"Membawamu bersama saya dan kakakmu."katanya.
"TIDAK."tolak Zea tegas.
Ardian menutkan alisnya. "Hei apa ini? Bukankah kau ingin tinggal bersama kakakmu?"
"Saya memang ingin tinggal bersama kakak saya."ujar Zea. Ia mengangkat tangannya menunjuk tepat di wajah Ardian. "Tapi tidak dengan anda." tekannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Novela JuvenilLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...