Part 80

1.3K 106 72
                                    

Siapkan mental kalian genggss!!
Vote dulu yookk🔥

-----------

Terungkap 2

..........

Orang itu mencengkeram dagu Zea keras. Zea sedikit meringis.

"GAK USAH SOK BODOH LO!" Cengkeramannya lebih kuat. Zea hanya bisa menggumam untuk memberontak. Kaki dan tangannya pun tak bisa melakukan apa-apa.

"Ngomong apa lo? Pengen tahu kita siapa? Pengen tahu muka kita?" Ia melepas dagu Zea.

"Oke,sebelum kita bermain-eh sorry,maksudnya sebelum lo jadi mainan kita. Lebih baik lo lihat dulu siapa kita. Iya nggak?"tanyanya pada dua orang di sampingnya. Mereka mengangguk.

Lantas tiga orang bertopeng itu membuka topengnya.

Sontak Zea ingin menutup mulutnya tak percaya,namun ia lupa bahwa tangannya masih terikat. Maka ia membelalakkan matanya dan menggeleng ringan.

"Davin?"

"Siska?"

"Aurel?"

Ketiganya terkekeh ringan bersamaan melihat ekspresi Zea.

"Gimana? Kaget?"ujar Davin disertai kekehan.

"Hallo Zea,apa kabar?"sahut Aurel seraya melambaikan tangannya.

"Dav,dia gak bisa jawab kita. Buka dulu dong mulutnya biar bisa ngomong,plus nanti kita bisa denger rintihan dia."ucap Siska.

"Bener juga,lagian kalau teriak gak bakalan ada yang denger." Kemudian Davin membuka kain yang menutup mulut Zea. "Silahkan berbicara tuan putri."

Zea mengeraskan rahangnya. "MAKSUD KALIAN APA HA?"teriaknya.

"Buset!? Slow aja dong,nggak usah emosi."sahut Aurel.

"J-jadi lo yang selama ini neror gue?"tanya Zea.

"Right, gue orang bertopeng yang selama ini neror lo. Dan asal lo tahu,saat semua tuduhan mengarah ke Beryl. Betapa bahagianya gue." Davin tertawa keras.

"Tapi sebenarnya emang sengaja sih,karena gue tahu siapa Beryl yang sebenarnya. Sebelum anak Warrior tahu. Karena habis ini lo menghilang dari dunia ini,gue bakal bongkar. Gue ada rekan kerja dari anak Warlocks. Dia anggota Warlocks yang berkhianat. Jadi gue dibantu sama dia buat nyelesaiin semuanya. Bagus kan acting gue. Cocok jadi bintang film nggak?" Davin terkekeh.

"TRUS APA HUBUNGANNYA SAMA GUE!"teriak Zea.

"Kayaknya kita perlu menjelaskan sedikit kepada Lizea tentang kita sebelum dia musnah."ujar Siska.

"Astaga adik gue pinter banget sih dari tadi." Davin mengusap pucuk kepala Siska.

"Adik?"tanya Zea.

Davin berdehem dan berjongkok di depan Zea. "Kenalin gue Davin Bramantya. Bisa dipanggil Dede. Atau bahkan lo lupa sama sahabat lo ini?"

Zea menaikkan alisnya sebelah. Ia berusaha mencerna ucapan Davin. "Dede?"celetuknya.

"True! Dede." Davin menjentikkan jarinya. "Kamu aku panggil Dede aja ya,supaya spesial." Davin menirukan suara anak kecil.

Zea diam membisu,ia teringat sesuatu.

"Dede sama Swara jangan berantem mulu dongg. Lili jadi sedih." Davin kembali menirukan suara anak kecil. Zea semakin ingat. Sekarang ia tahu betul siapa cowok di depannya ini.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang