Part 52

1.3K 117 6
                                    

..........

Zea mengedarkan pandangannya,mereka dikelelilingi pohon teh. Beryl terus menarik Zea sampai berhenti di tepi tebing yang dibatasi pagar bambu.

Zea menghirup udara segar di sana,tanpa ia sadari bibirnya membentuk senyuman.

"Suka?"tanya Beryl sedikit melirih Zea dihiasi senyuman tipis.

Zea manggut-manggut. "Ke hati rasanya tenang ya."balasnya.

"Kalau ada masalah cerita."ujar Beryl.

"Gue gak punya masalah."jawab Zea santai.

Beryl terkekeh,membuat Zea mengriyitkan dahinya bertanya-tanya. "Gue tau lo bohong,gue udah tau tentang lo Lizea."

Zea semakin dibuat bingung. "Kita baru kenal."

Beryl mengalihkan pandangannya,kini berganti Zea yang menatapnya. "Mungkin lo baru kenal gue,tapi siapa tau gue udah kenal lo lama."ucapnya.

Zea terkekeh kecil seraya memutar kepalanya. "Gak jelas banget lo."cibirnya.

"Tapi siapa tau kan?"sahut Beryl.

"Ck,udah deh. Kayak gak ada topik lain aja."kata Zea.

Beryl menoleh ke arah pacarnya itu. "Ngomongin fisika?"tanya Beryl.

Zea memutar bola matanya jengah. "Kalau itu mending sama Lintang."balas Zea.

"Berarti kalau sama lo ngomongin sejarah?"tanya Beryl.

"Sejarah?" Zea memastikan.

Beryl mengangguk. "Iya,sejarah. Masa lalu." jawabnya serius.

"Apasih,lo gak jelas."olok Zea sambil memukul lengan Beryl.

"Lo gak ada yang mau dicurhatin?"tanya Beryl.

Zea nampak berpikir sejenak. "Mmmm,gue cuma capek aja sih."ujarnya santai. Lagi-lagi ia berbohong. Ucapannya tak sinkron dengan isi hatinya.

"Lo gak percaya sama gue?"

"Ber,setiap orang pasti punya masalah. Lo pasti juga punya kan?"sahut Zea.

Beryl terlihat bingung,pertanyaannya justru tak dijawab. Tapi malah membicarakan hal yang lain. Kini ia tau apa yang harus dilakukannya.

"Banyak."celetuknya. Sontak Zea menautkan alisnya seolah tak percaya.

"Gue ada masalah sama kakak gue,lo mau tau apa?"tanya Beryl. Zea mengangguk mantab,kini ia sedang dalam mode kepo.

"Dia itu buaya darat,beda sama gue. Masalahnya,gimana cara gue berhentiin dia jadi playboy."sambungnya. Mendengar jawaban Beryl,Zea malah menampakkan ekspresi bodohnya.

"Trus yang kedua,gue temenan sama Lintang. Gue akui dia emang lebih pinter dari. Dan membuat mama gue,selalu ngebandingin gue sama dia."

"Beryl coba lihat deh Lintang,dia pintar tapi humoris juga,idaman nih. Lah kamu,pintar juga sih,tapi masih pintaran Lintang. Kamu itu cuek,gak ada humoris-humorisnya."imbuh Beryl,ia berbicara menirukan gaya mamanya.

Tanpa disadari,Zea langsung tertawa setelah mendengarkan Beryl bercerita. Tawa Zea tentu membuat Beryl bahagia. Menurtnya ini merupakan momen langka.

"Trus masalah gue yang terakhir-"ucapan Beryl terpotong.

"Masih ada lagi?"putus Zea antusias.

"Masih,jadi masalah gue yang terakhir yaitu- punya pacar yang gak mau terbuka sama gue."balas Beryl.

Senyuman yang tercetak dibibir Zea perlahan hilang. "Gue bisa dipercaya kok."ujar Beryl meyakinkan. "Gue cuma gak mau lo punya beban yang lo pendem sendiri. Gue yakin setelah lo cerita,pasti bakal lebih ringan rasanya."sambungnya.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang