Hai genggss apa kabar? Semoga sehat selaluu
Yok vote duluuu!! Masa ending votenya ga rame, komennya juga rameinn.
Share juga ke temen-temen kalian yaa,atau rekomenin gitulah pokoknya intinya. Makasihhh<3
Okey, selamat membacaaa🔥
Semoga tidak mengecewakan, bilang aja kalau mengecewakan. Aku siap menerima keluh kesah kalian, hhaha..
.........
"Kamu yakin dengan keputusan kamu?"tanya seorang pria paruh baya seraya membantu putranya memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.
Dengan mantap cowok itu mengangguk. "Yakin pa,aku ingin semua orang bahagia."jawabnya dengan senyuman kecut.
"Tapi kamu sendiri gak bahagia Jor."sahut Gita yang baru saja keluar rumah.
Jordan menatap mamanya lekat. "Percaya sama aku ma,kalau aku terus bertahan di sini,yang ada aku semakin sakit."ucapnya disertai kekehan miris.
Jujur dari dalam hati,berat rasanya meninggalkan kota dengan sejuta kenangan. Terlebih lagi Zea,di kota inilah ia mengenal Zea untuk pertama kali. Saat itu Zea yang meninggalkannya, sekarang giliran dirinya.
Mata Gita memerah menahan air yang sedikit lagi luruh. Tangannya mengusap kepala Jordan lembut. "Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu."
Jordan menanggapinya dengan senyuman. "Makasih ma."
"Ayo Jor,nanti telat."sahut Jordi. Lantas Jordan dan Gita menyusul masuk ke dalam mobil.
Jordan memang sengaja tidak memberitahu Zea maupun Warrior. Karena ia tak mau melihat orang-orang yang disayanginya sedih. Sekalipun mereka sedih,Jordan sudah pergi dari sana.
Biarlah takdir yang menentukan apakah ia bisa bersama Zea atau tidak nantinya. Entah,Jordan sudah pasrah dengan semuanya. Untuk Warrior,ia yakin bahwa anggota-anggotanya bisa untuk mengambil keputusan tanpanya.
****
Di sisi lain,seorang cewek tengah memandang kekasihnya yang baru saja melenggang dari pekarangan rumah.
Zea tersenyum,tak menyangka semua akan seindah ini. Namun masih ada satu hal yang mengganjal dihatinya,Jordan. Dari kemarin cowok itu tak kunjung membalas pesannya.
Manik mata indahnya memandang room chatnya dengan Jordan disertai ekspresi yang sulit diartikan. "Apa gue samperin ke rumah aja ya? Tapi mana boleh."gumam Zea.
Zea menghela nafasnya panjang. "Suruh ngantar Kak Zio kali?"finalnya. Alhasil ia menyusul Zio ke kamar cowok itu.
"Kak,anterin ke rumah Jordan bisa?"tanya Zea memunculkan wajahnya di sela pintu.
Zio berjalan menghampiri Zea. "Kenapa? Masih sakit."balasnya.
"Dari kemarin chat gue nggak dibales sama tuh orang. Please ya.. anterin gue. Kalau gue sendiri pasti juga nggak dibolehin,ya ya?"rengek Zea.
Zio berdecak kesal. Bukan karena melarang Zea bertemu Jordan,tapi kondisi Zea masih seperti ini. "Iya iya."
"Makasih....." Zea mengecup sekilas pipi kakaknya dengan senyuman merekah. Lalu ia menuju kamar untuk berganti baju,tak lupa langkahnya yang masih tertatih.
*
Ting tong ting tong
Suara bel berbunyi nyaring di rumah Jordan. Sudah berkali-kali Zea memencet belnya,namun tak ada sahutan dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Novela JuvenilLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...