..........
Dua hari lamanya,Zea dirawat di rumah sakit. Hari ini ia diperbolehkan pulang oleh dokter,namun lukanya masih harus ditutupi dengan plaster agar sembuh dengan sempurna. Zea sudah bisa berjalan,hanya saja sedikit pincang.
Kini Zea dapat menghirup udara kamarnya yang beberapa hari ini tak ia cium. Aroma yang sungguh ia sukai. Zea mengambil udara sebanyak-banyaknya lalu membanting tubuhnya ke ranjang.
"Hhhh akhirnya pulang juga."lega Zea.
Saat hendak merogoh hp nya di dalam saku celana,ia teringat sesuatu. "Paket."
Dengan cepat Zea beranjak dan degera mencari kotak yang Beryl maksud.
"Aduhh gue taruh mana ya."gerutunya. Zea mengelilingi kamarnya dengan kaki yang masih tertatih. "Tanya Bi Minah kali ya?"
Zea memutuskan untuk turun ke bawah mencari Bi Minah,ia tak peduli dengan lukanya. Menurut Zea,memanggil Bi Minah dari lantai atas adalah hal yang kurang sopan.
"Bi,lihat paket yang belum Zea buka nggak?"tanya Zea tiba-tiba,membuat Bi Minah yang sedang mencuci baju terkejut.
"Astaghfirullah non,kok udah jalan-jalan sih?"celetuk Bi Minah khawatir.
"Nggak papa kok,udah nggak sakit. Gimana bibi lihat?"tanya Zea memastikan.
Bi Minah mencoba menerawang,namun nihil,sepertinya ia melupakannya. "Mmm coba bibi cari dulu ya. Non Zea istirahat,jangan sampai kecapean,nanti lukanya nggak cepat sembuh."tutur Bi Minah.
"Iya bi.. Tenang aja. Ya udah Zea ke kamar."jawab Zea sambil tersenyum tipis.
"Mau bibi bantu ke kamar?"
Zea menggeleng. "Zea bisa kok." Lantas Zea melenggang dari sana.
Sesampainya di kamar,Zea mendudukkan duirnya di sofa. Tiba-tiba pikirannya mengarah pada Jordan. Dua hari setelah dia izin pulang,ketua Warrior itu tak lagi mengunjungi Zea. Padahal teman-temannya yang lain selalu menjenguknya. Berbanding balik dengan Beryl,kian hari hubungan mereka semakin membaik.
"Telfon aja."
Beberapa detik Zea menunggu balasan dari sana,namun Jordan tak kunjung mengangkat panggilannya. Zea mencoba tak hanya satu kali,melainkan berkali-kali.
"Dia kenapa sih?"gumam Zea bingung. Dirinya semakin dibuat bingung dengan sikap Jordan beberapa hari ini. "Mau ke markas,tapi pasti nggak dibolehin sama Kak Zio."
Dering telfon berbunyi menandakan panggilan masuk,ia pikir itu Jordan,ternyata dugaannya salah. Tapi justru ia senang menerima telefon dari orang ini. Bibirnya melengkung tanda bahagia.
"Hallo."sapa seseorang diseberang sana dengan suara khasnya.
"Hai."balas Zea.
"Gimana? Udah istirahat?"
"Istirahat mulu deh,dua hari di rumah sakit kalau bukan istirahat apa namanya?"ujar Zea jengah. Namun di dalam hatinya berbunga-bunga karena diperhatikan oleh Beryl.
Beryl terkekeh. "Sebenarnya,rencana aku tuh mau ngajak kamu liburan. Mumpung libur semester kan?"
Zea mengulum bibirnya menahan senyuman. "Ya ayo."sahutnya semangat.
"Nggak boleh lah! Kamu harus istirahat."cegah Beryl tegas.
"Aku udah sembuh Ber.."rengek Zea.
"Ya nanti kalau udah sembuh total,tuh luka-luka udah rata."jawab Beryl diakhiri kekehan.
"Ratanya ya lama lah."kesal Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Teen FictionLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...