..........
Drrt drrtt
Dering telfon membuyarkan mimpi Zea dalam tidurnya. Ia meregangkan otot-ototnya,dan menguap lebar. Matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.
Lantas,ia meraih hp di nakasnya.
"Pagiiii.."sapa orang itu dari seberang sana.
"Apasih pagi-pagi Jor."sahut Zea dengan suara khas orang bangun tidur.
"Lemes amat! Btw gue gak bisa jemput lo. Disuruh nganter mama,trus langsung ke sekolah."jelas Jordan.
"Hmm."jawab Zea hanay degan gumaman.
"Kok hmm doang sih!"cibir Jordan tak terima.
"Ribet lo! Udah kan?"ketus Zea malas.
"Jangan lupa besok ke Bogor,awas aja lo masih molor."ujar Jordan.
Zea menepuk dahinya sendiri. "Oh iya Lupa gue."
"Tuh kan,pelupa lo!"
"Ya udah bye!" Zea memutuskan sambungan telfon sepihak. Lantas ia bangkit dari kasurnya dan mencari sesuatu.
Zea mengelilingi kamarnya dari ujung sampai ujung. Membongkar lemari,laci,kolong meja,kolong kasur. Namun ia tidak bisa menemukan barang yang dicarinya.
Zea berdecak kesal. "Kemana sih jaket sama beanie hats gue." gerutunya. Ia mencoba mengingat kembali.
Selang beberapa menit,ia kembali menepuk dahinya sendiri. "Ck,ketinggalan di Australi pasti."monolognya. "Yaelah beli lagi dong."
Melupakan jaketnya yang tertinggal, dengan malas Zea berjalan ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya seperti biasa.
*
Selesai mandi,Zea bergegas berangkat sekolah. Ia hanya tak ingin telat dan dihukum terutama ia juga tak mau melihat muka sok suci Siska.
"Pak,tolong anterin ya."pinta Zea pada Pak Budi,sopir sekaligus satpam rumahnya.
Mendengar perintah dari anak majikannya,pak Budi langsung merogoh kunci mobil disakunya dan membukakan pintu untuk Zea.
"Tumben non,den Jordan kemana?"beo pak Budi.
"Katanya gak bisa dia."jawab Zea seraya memasuki mobilnya. Pak Budi hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tak lama diperjalanan,sesuai rencananya Zea sampai sekolah tepat waktu.
"ZEA!!"pekik Jesy. Zea memutar bola matanya jengah. Kemufian mendudukkan dirinya di kursi.
"Eh besok lo ikut staycation?"tanya Jesy kepo.
"Ikut. Lo?"tanya Zea balik.
"Nggak lah!"tegas Jesy. "Cowok semua gila. Meskipun ada Davin tetep takut lah gue." sambungnya.
"Lo aja yang belum tau gimana serunya."sahut Zea.
"Lo nggak takut?"tanya Jesy menyelidik.
"Gak!"jawab Zea ketus.
"Dih,biasa aja kali."ujar Jesy sambil mengerucutkan bibirnya. Zea diam tak berniat menanggapi. Jika ia tanggapi pasti akan berlanjut panjang lebar.
Setelahnya guru sejarah memasuki kelas dan memulai peajaran.
****
Beryl berdiam diri bersenderkan motor sportnya. Matanya berkeliling mencari seseorang. Kini suasana sekolah sangat ramai,sebab smeua murid mulai berhamburan keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIZEA (END)
Teen FictionLizea Clarranya James, seorang gadis remaja yang mempunyai kehidupan mewah dan kebebasan,orangtuanya tak pernah mengawasinya. Ia baru saja pindah ke Indonesia. Bergabung dengan salah satu geng motor populer,yang mempunyai musuh misterius. Terlebih l...