Part 69

1.1K 108 27
                                    

yukkk vote duluu^^
jangan sider


...........

Bel tanda istirahat kedua berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid seisi kelas Zea sudah berhamburan untuk pergi ke kantin,kecuali Zea dan Jesy.

"Ze,10 lembar lohh." Bukannya Zea yang metengek,melainkan Jesy.

"Gue yang dapet hukuman kenapa lo yang repot."balas Zea.

"Ya gila kali,namanya Bu Runi itu,cuma Runi Kurniawati,M.Pd. Udah gitu doang. Satu baris folio bisa 3 nama lengkap Ze." Jesy menggeleng-gelengkan kepalanya.

Terlintas sebuah ide diotak Zea. Senyumannya tiba-tiba merekah,tak pernah Jesy melihat senyuman Zea ini. Jesy jadi curiga. "Berarti lo mau bantuin gue."sahut Zea disertai senyuman.

"Ealah pantesan senyam-senyum. Tau- taunya."cibir Jesy. "Gini Ze,sebenernya gue sih mau-mau aja bantuin lo. Cuma masalahnya tulisan tangan kita beda jauh. Pasti Bu Runi tahu lah."papar Jesy.

"Yaelah masalah tulisan doang mah kecil." Zea menjentikkan jarinya. "Udah gak usah banyak alasan,nanti malam lo ke rumah gue. Oke,thankss. Gue mau ke kantin" Zea melencos begitu saja.

Sementara Jesy menampakkan ekspresi yang sulit diartikan.

****

Setelah makan malam,Zea mempersiapkan diri untuk lembur hukuman sampai malam tentunya. Jam menunjukkan pukul setengah 7 malam,namun Jesy belum juga menampakkan batang hidungnya. Ini membuat Zea mewanti-wanti pada temannya satu itu.

"Awas aja kalau gak datang."gumam Zea.

Ia memulai menuliskan nama lengkap guru killernya itu dalam kertas folio. Tak lama,bel rumahnya berbunyi. Zea langsung girang dan segera membuka pintunya. Dugaannya benar.

"Gue pikir PHP lo."sindir Zea.

"Ya nggak dongg,lo kan teman terbaik gue."ujar Jesy diakhiri kekehan.

Terlintas senyum tipis dibibir Zea. "Oke,welcome. Silahkan masuk." Zea mempersilahkan Jesy untuk masuk rumahnya dan segera membantu dirinya menjalankan hukuman.

Dengan semangat,dua cewek cantik itu menuliskan nama guru matematika mereka. Meskipun masing-masing belum ada 1 lembar. Namun percayalah pada proses.

"Oh iya Ze,gue ada surprise."celetuk Jesy.

Zea menaikkan alisnya sebelah. "Apa?"

"Pasti habis ini bakal ada yang datang buat bantuin kita."lanjut Jesy.

"Siapa?"tanya Zea bingung.

"Tunggu aja,dia otw."jawab Jesy cengengesan.

Benar saja,bel rumah Zea kembali berbunyi. Membuat senyum Jesy merekah.

"Gue aja yang bukain,lo tunggu di sini. Oke?" Jesy melangkahkan kakinya menuju pintu utama dan membykakannya.

"Hai,yayanggg."sapa cowok itu,siapa lagi kalau bukan Lintang. Tak ada cowok lain yang memanggil Jesy dengn sebutan itu,bahkan Davin selaku pacarnya saja tidak.

Jesy menghela nafasnya panjang. Ia harus membaikkan Lintang untuk hari ini,agar dia mau membantunya dan Zea menjalankan hukuman.

Jesy terlihat memaksakan senyumannya. "Yaudah cepet masuk,biar cepat selesai." ujar Jesy.

"Tunggu bentar,aku bawa bala bantuan lagi."kata Lintang,membuat Jesy mengriyit bingung.

"Ayo dongg Ber,lama amat!"

"Beryl?"tanya Jesy dalam hati.

Beryl yang baru saja turun dari mobil menghampiri Jesy dan Lintang. Jesy bertambah girang.

LIZEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang