2. Tanda Tangan

265 61 0
                                    

"Masih emosi ya dia, Bang?" tanya Mingyu sembari menyenggol lengan Seungcheol yang sibuk makan sambil lesehan di lantai ruang OSIS.

Si ketua OSIS yang beberapa bulan lagi lengser itu mengangkat alis, jadi melirik. Cowok bermata bulat itu mengangguk saja menjawab pertanyaan Mingyu. "Masih. Jangan diganggu makanya," jawabnya tenang.

Pertanyaannya Mingyu barusan itu konteksnya buat Hoshi yang lagi duduk di kursi ruang OSIS dengan raut wajah serem.

Tangan kanannya daritadi ngeremes kertas yang entah apaan di atas meja sampai nggak berbentuk lagi. Tatapan matanya tajam banget, auranya angker. Hoshi beneran masih emosi karena adek kelas yang namanya Jo Yuri itu.

Sial, masih hari pertama si Yuri itu udah nyari masalah. Hoshi kesel banget, sumpah. Sebenarnya kalo mood Hoshi lagi bagus, Hoshi nggak akan seemosi ini sih. Tapi masalahnya hari ini moodnya lagi kacau banget, dan Yuri malah bikin dia makin panas.

Mingyu jadi ngeri sendiri liat Hoshi diem dengan tangan ngeremes kertas begitu. Cowok bergigi taring gemes itu merapat ke Seungcheol yang lagi makan nasi kotak dengan santai. "Bang, karena si Yuri itu? Tapi dia keliatan emosi banget," bisik Mingyu pelan takut kedengeran sama Hoshi.

Seungcheol mengangkat alis, lalu melengos. "Mood dia lagi ngga bagus, wajar dia segitunya," jawab cowok itu seadanya.

Mingyu jadi mengernyit tak setuju, "perasaan mood dia emang ngga pernah bagus???"

Mingyu hampir jantungan begitu Hoshi tiba-tiba noleh ke arahnya masih dengan tatapan tajam.

"Lo ngomongin gue?" tanya cowok itu pelan, tapi kerasa banget tajamnya.

Mingyu melebarkan senyum dengan kaku, menggeleng panik. "Ah, enggak kok, Nyong. Gue ngomongin Yongun," katanya buru-buru mengelak. Cowok itu jadi menyenggol lengan Seungcheol yang langsung melengos. "Iya kan, Bang?"

Younghoon yang baru masuk jadi mengernyit tak merasa melakukan apapun namun tiba-tiba namanya diseret sama Mingyu demi kepentingan pribadi.

Iya, kepentingan pribadi. Mingyu takut diamuk Hoshi soalnya.

Hoshi mendecak, tak membalas Mingyu kembali menoleh ke depan. Mendengkus, cowok itu melempar kertas yang udah jadi bola di tangannya ke dinding ruang OSIS dengan keras.

Walau Hoshi nggak ngomong apa-apa ataupun ngumpat, tapi Mingyu udah merinding sendiri.

Serem, anjir.

"Eh, Nyong, nih anak baru pada minta tanda tangan lo."

Tiba-tiba Jinsoul udah masuk ke dalem sambil nguncir rambut.

Mingyu meringis. Ini Jinsoul dateng di saat yang nggak tepat banget.

Hoshi menoleh, masih dengan wajah datarnya bikin Jinsoul terdiam seketika.

Wah, hawanya udah nggak enak nih.

"Kenapa gue?" tanyanya protes dengan tajam.

Jinsoul mengerjap, menarik senyum terpaksa. "Selain minta tanda tangan Bang Seungcheol sama Bang Jeonghan, anak baru juga harus minta ttd ketua PD," balas Jinsoul takut-takut.

Hoshi mendengkus keras, berdiri tanpa menjawab lagi berjalan keluar ruang OSIS. Jinsoul menoleh, jadi mengernyit. "Dia kenapa?"

"Gara-gara dekel tad—eh, bentar." Mingyu terdiam, jadi saling pandang bergantian dengan Jinsoul dan Younghoon. "LAH, NANTI KETEMU SI YURI, DONG???"

Younghoon tanpa bicara apapun sudah melompat berdiri, berlari keluar ruang OSIS menyusul Hoshi. Jinsoul juga berbalik mengikuti.

Seungcheol mengerjap melihat Mingyu tak ikut serta. "Lah, Gyu? Ngapain masih di sini?"

Mingyu nyengir, "takut, Bang."

Yaelah.

***

"Siapa namanya?" tanya Hoshi tanpa mendongak. Suaranya bertanya dengan datar, namun kedengeran serem. Tangannya bergerak cepat di atas buku membubuhkan tanda tangannya.

"... um.... Jo Yuri," jawab seseorang bersuara berat dan serak takut-takut.

Hoshi jadi mengangkat kepalanya seketika. Mata sipitnya dan mata bulat Yuri saling bertemu. Yuri melebarkan mata, sedangkan Hoshi diam masih dengan tatapan tajamnya.

"Oh, yang tadi."

Mampus. Ini dia beneran ditandain kayaknya.

Hoshi menyodorkan buku milik Yuri, yang segera diterima oleh empunya. Cowok itu tersenyum miring, "lain kali, yang sopan."

Yuri refleks mengernyit, "kapan gue ngga sopan?"

Yuri membelalak, langsung mengumpat menutup mulutnya dengan satu tangan. Kan. Keceplosan.

Hoshi diam tak bergeming, tatapan matanya makin menusuk.

Sial.

Yuri merinding.

Dah lah kehidupan SMA-nya kelar disini.

"Barusan," sahut Hoshi, dingin.

Yuri mau menyatu dengan bumi aja rasanya.

"Tadi pagi."

Yuri makin merinding. Cewek itu meneguk ludah, memeluk erat buku miliknya. Merasa makin melemas begitu Hoshi mendekatkan wajahnya dan berbisik,

"Jangan gitu lagi."

Suaranya pelan, tapi kerasa banget aura mengintimidasinya.

Yuri tersenyum terpaksa, "iya, kak. Maaf. Duluan ya, bye!" Yuri langsung berbalik, kabur begitu saja.

"Ya Allah merinding banget gue asuuu," umpat Yuri masih sambil berjalan. Mengusap dadanya merasa jantungnya hampir melompat dari tempatnya. Sumpah, serem banget.

Nggak lagi deh Yuri nyari gara-gara.

Yuri menunduk, membuka buku yang tadi ditanda tangani Hoshi.

Yuri mengangkat sebelah alis, jadi senyum geli ngeliat tanda tangan Hoshi.

Buset. Muka imut, tanda tangannya gemes, tapi galak.

Kwon Hoshi doang emang kayaknya.

June 17, 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

June 17, 2021.
-
twelveshineu

Senior ; ksyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang